FISIP UMM Soroti Perubahan Realita dalam Fenomena Media Sosial

Author : Humas | Selasa, 01 Maret 2022 03:09 WIB
Novin yang menjelaskan bahwa film dapat merepresentasikan maupun merefleksikan kehidupan sosial (Foto: Istimewa)

Teknologi informasi kini tak lagi jadi sekedar alat, namun teknologi juga turut andil dalam pergeseran realitas sosial di masyarakat. Dalam mendiskusikan isu ini, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) gelar webinar bertajuk Digital Literation Through Film and Social Media pada akhir Februari lalu. Agenda ini menghadirkan dua pemateri menarik yakni Novin Farid Setyo Wibowo, M.Si, pakar film UMM dan Moch Fuad Nasvian, S.I.Kom., M.I.Kom, seorang social media enthusiast.

Film dan media sosial di era modern menjadi bahasan yang dikaji. Utamanya karena adanya transformasi keduanya. Novin sapaan akrabnya menyebutkan bahwa serial web series Layangan Putus berhasil merubah persepsi realita masyarakat. Aksi dramatisasi yang dikemas dalam tayangan audio visual berhasil mengonstruksi realita di masyarakat. 

“Ini menjadi sebuah bukti bahwa film atau tayangan audio visual dalam kapasitasnya tak hanya sekedar mampu mempengaruhi sikap tapi juga mengubah pola pikir masyarakat. Dimana-mana it’s my dream not hers menjadi booming. Sejatinya film salah satu media yang memiliki kuasa untuk mengubahi realita di masyarakat,” tutur Novin.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa film dapat merepresentasikan maupun merefleksikan kehidupan sosial. Di samping itu, pesan yang disampaikan dalam film mampu mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya akan menciptakan realitas baru. Novin juga menyampaikan bahwa film juga dapat berfungsi sebagai media propaganda dan penyebaran ideologi. Dengan fungsinya yang semakin berkembang ini, selain memberikan dampak kognitif dan afektif, film juga berdampak secara konatif yang merujuk pada perilaku nyata atau memberikan perubahan sikap terhadap penontonnya. 

 “Film merupakan realitas lain dari realitas yang sesungguhnya. Menariknya dalam teori kultivasi disebutkan bahwa manusia yang selalu menonton tayangan tertentu dengan waktu yang lama maka akan memiliki sebuah pemahaman bahwa dunia di sekelilingnya seperti yang ditayangkan di televisi atau tontonan yang dilihat tersebut ,” tutur Novin.

Pada kesempatan yang sama Fuad Nasvian memaparkan terkait media sosial. Menurutnya, tranformasi digital yang semakin canggih memberikan pengaruh pada generasi saat ini yang menjadi penikmat. Khususnya bagi generasi Z atau zilenial yang terpapar dalam menghadapi era liberasi digital melalui media sosial. 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kehadiran revolusi industri 4.0 dan perkembangan teknologi memiliki peran dalam mengubah kondisi saat ini. Generasi zaman sekarang punya akses untuk belajar apapun hanya melalui gawainya. Namun ia mengingatkan, kemajuan tersebut juga tidak selalu berarti baik bagi masyarakat. Terdapat banyak juga hal-hal negatif yang bisa diakses dengan mudah melalui gawai tersebut.

“Pada akhirnya semua kembali ke sikap dan pilihan kita masing-masing. Kita bisa memanfaatkannya untuk berkarya dan menghasilkan karya yang besar. Atau malah kita yang akan dihancurkan oleh teknologi,” tegas Fuad. (haq/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image