Undang Dubes RI untuk Slowakia, FEB UMM Bahas Ekspor Impor

Author : Humas | Selasa, 03 Agustus 2021 13:11 WIB
Wike yang memaparkan terkait impor ekspor Slowakia. (Foto: istimewa)
Bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)  Manajemen , FEB Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melangsungkan Mahapreneur 8 pada Jumat (16/7). Agenda ini merupakan acara tahunan yang membahas terkait bisnis dan usaha. Adapun kali ini Mahapreneur 8 mengusung tema “Create Export Opportunities in the World of Virtual Business” dengan mengundang dua pemateri utama. Keduanya adalah Adiyatwidi Adiwoso Aswadi,MA  selaku Duta besar RI untuk Bratislava, Slowakia serta Fernanda Reza Muhammad selaku Wakil Ketua Indoensia Japan Business Network (IJB-Net). Ada sekitar 8.000 peserta yang berasal dari SMA dan perguruan tinggi se-Indonesia.
 
Membuka Mahapreneur, Dekan FEB UMM Dr. Idah Zuhroh, MM. menyampaikan bahwa potensi ekspor Indonesia sangatlah besar. Apalagi dalma upaya meningkatkan devisa  negara. Maka dari itu, menurut Idah, gelaran ini dapat memberikan pandangan akademis kepada mahasiswa terkait peluang ekspor yang diimbangi dengan perkembangan teknologi informasi. “Semoga Mahapreneur 8 ini bsia memberikan wawasan dan ilmu baru terkait ekspor dan impor bagi para peserta,” harapnya.
 
Sementara itu, Wike, panggilan akrabnya mengawali materi dengan mengenalkan negara slowakia kepada para peserta. Ia menjelaskan bahwa negara ini merupakan negara landlock dengan total populasi 5,4 juta jiwa. Menurut economic intelligence yang dilakukan oleh KBRI Bratislava, ada lima produk yang memiliki potensi bagus untuk masuk ke pasar slowakia. “Beberapa di antaranya adalah food & beverages, karpet, timah, aksesoris kendaraan, dan minyak sawit,” jelas Dubes kelahiran Jakarta tersebut.
 
Ia juga menuturkan bahwa impor utama Indonesia dari Slowakia berada di sektor elektronik dan otomatif. Dilanjutkan olehnya, hubungan ekonomi Indonesia-Slowakia tidak mengendur meski berada di masa pandemi Covid-19. Hal itu terjadi karena adanya adaptasi yang dilakukan oleh kedua negara dengan memanfaatkan teknologi dalam melaksanakan bisnis.
 
Pada kesempatan yang sama, Reza menjelaskan bahwa Indonesia menjadi negara importir terbesar ke-10 di Jepang pada 2017. Adapun nilai totalnya berada di angka 22,3 milyar USD dari total 753,7 Milyar USD yang ada. Lebih lanjut, Pria yang juga menjadi tenaga teknis Ekspor Center Surabaya itu juga menyampaikan bahwa masyarakat Jepang kini sudah aware dengan makanan- serta minuman halal. Hal ini memberikan peluang bisnis yang besar bagi UMKM yang ada di Indonesa untuk memasarkan produknya di Jepang. “Peluang-peluang inilah yang harus dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat membantu perkenomian negara,” tegasnya mengakhiri. (wil)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image