UMMTalks Kaji Peran Petani Muda Jawab Tantangan Presiden

Author : Humas | Rabu, 25 Agustus 2021 11:21 WIB
Pemateri yang membahas terkait regenrasi petani. (Foto: Istimewa)

Ajakan untuk menjadi petani akhir-akhir ini santer digaungkan, bahkan oleh Presiden RI Joko Widodo. Hal itu tak lepas dari kurangnya regenerasi petani di kalangan anak muda. Fenomena tersebut menginspirasi UMMTalks untuk membahasnya lebih dalam. Mengangkat tema “Petani Muda Jawab Tantangan Presiden”, program ini hadirkan Dosen Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Ir. Wahono, MT. serta Founder Everfresh Indoagro Dimas Agung Mahendra. Adapun program ini disiarkan melalui live Youtube pada Sabtu (14/8) lalu.

Mengawali program, Wahono menjelaskan bahwa saat ini petani telah berusia sekitar 45 tahun ke atas. Dalam 15 tahun ke depan, mereka akan mencapai usia 60 tahun. Kebanyakan dari mereka juga tidak memiliki pengganti karena kurangnya minat anak muda.

Ia menilai ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Salah satunya adalah munculnya persepsi kebanyakan orang yang menganggap bahwa petani adalah pekerjaan tradisional. Pun dari segi ekonomi dengan banyaknya orang yang menganggap petani adalah pekerjaan yang kurang menguntungkan.

Menurutnya, langkah kecil yang bisa dilakukan untuk mengajak para pemuda adalah dengan motivasi. Ia menyebut berkuliah di pertanian dan menjadi petani dapat mengantarkan pada surga dan kaya di dunia. Jika diolah dengan baik, pertanian bisa memberikan keuntungan yang besar. Selain itu jika menanam dengan niat sedekah dan doa, hasil pertanian tersebut juga akan bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat memberikan pundi-pundi pahala.

“Jadi petani adalah salah satu cara sukses dunia dan akhirat. Mendapat keuntungan yang besar sekaligus pahala yang berlimpah saat bertani,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dimas Agung menyebutkan beberapa alasan mengapa sebagian besar anak muda tidak ingin menjadi petani. Satu di antaranya adalah risiko besar yang mengintai saat masa panen tiba. Di samping itu, para kebanyakan petani masih bergantung pada pengepul sehingga memunculkan ketakutan hasil panen yang sulit untuk terjual.

Melihat akan hal itu, Alumni Agribisnis UMM itu berinisiatif mendirikan Everfresh Indoagro.  Usaha tersebut muncul berangkat dari kurangnya market yang khusus menyediakan sayuran. Maka dari itu, ia bertekad membangun market sayuran sehingga para petani tidak bingung menjual hasil panennya.

“Semoga langkah kecil saya bersama Everfresh Indoagro ini bisa memicu anak-anak muda untuk berkecimpung di dunia pertanian. Hingga nantinya dapat menggantikan generasi sebelumnya dalam mengembangkan pertanian ke arah yang lebih baik,” pungkasnya menerangkan. (haq/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image