UMM Kukuhkan Profesor Bidang Perbankan Syariah dan SDGs

Author : Humas | Jum'at, 17 Mei 2024 11:18 WIB
Prof. Dr. Idah Zuhroh, M.M. dan Prof. Dr. Widayat, MM. (Foto : Istimewa).

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengukuhkan dua guru besar (gubes) pada 18 Mei ini. Pengukuhan ini menjadi salah satu bukti bahwa kualitas UMM sangat mumpuni dan unggul. Adapun dua gubes dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tersebut adalah Prof. Dr. Idah Zuhroh, M.M. dan Prof. Dr. Widayat, MM. Keduanya memiliki kepakaran dan penelitian masing-masing yang menarik.

Misalnya Idah yang dalma orasi ilmiahnya membahas ekstentifikasi peran perbankan syariah dalam mendorong ketercapaian SDGs: pendekatan multilayer dan penguatan regulasi berbasis intersectoral. Menurutnya, peran perbankan syariah dalam mendorong pembangunan berkelanjutan menjadi semakin penting, karena ia dapat menjadi pemain kunci dalam memobilisasi dana untuk proyek-proyek yang mendukung SDGs. Selain itu, tantangan pembangunan berkelanjutan tidak dapat diatasi hanya melalui pendekatan satu dimensi dan memerlukan regulasi yang kuat dan berbasis intersektoral.

Baca juga :  Berita Dubes Mesir di Wisuda UMM: Ilmu dan Moderasi Kunci Hadapi Masalah di Masyarakat

“Hal itu menunjukkan bahwa sektor keuangan, terutama perbankan syariah, memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi nyata terhadap tujuan-tujuan pembangunan global dan SDGs,” Tambahnya. 

Ia juga membahas tentang konsep pembiayaan syariah multilayer. Konsep ini diilhami oleh anatomi bangunan gedung, yang terdiri dari pondasi, pedestal, dan pilar. Pondasi terdiri dari kerangka regulasi yang matang, komitmen yang kuat, dan infrastruktur keuangan yang memadai. Tiga elemen fondasi tersebut menjadi penopang bagi lima pilar utama. Di antaranya diversifikasi produk dan pembiayaan, pengembangan kapasitas SDM, manajemen risiko dan kepatuhan syariah, kecukupan modal, serta literasi dan adopsi keuangan syariah.

penguatan kebijakan intersektoral yang diimplementasikan melalui kolaborasi berbasis inovasi terbuka juga penting. Kerja sama lintas sektor dan inovasi terbuka adalah kunci utama keberhasilan dalam meningkatkan peran intermediasi perbankan syariah, yang pada gilirannya membantu meningkatkan pencapaian SDGs.

Baca juga : Jubir Prabowo Beri Edukasi Politik di UMM

Di sisi lain, dalam orasinya, Widayat mengkaji tentang membangun gaya hidup seimbang dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan holistik lebih baik. Ia menjelaskan bahwa isu-isu mengenai green economy, green marketing, green consumer behaviour, dan juga responsible production and consumption, yang merupakan salah satu pilar pembangunan perkelanjutan (SDGs), menyisakan pekerjaan rumah yang menarik. Maka, menciptakan gaya hidup yang seimbang dan berkelanjutan sangat penting. Selain itu, menurutnya, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan dan ukuran ekonomi lainnya. Kondisi sosial dan lingkungan menentukan kesejahteraan dan kebahagiaan. 

“Meningkatkan kesejahteraan, dapat ditempuh tidak hanya dengan meningkatkan pendapatan, namun juga perlu diimbangi peningkatan kualitas lingkungan, dimana mereka bekerja dan hidup. Bahkan problem-problem sosial, seperti budaya hidup tidak sehat, persoalan kesemrawutan transformasi, dan kondisi lingkungan fisik yang buruk berkontribusi kuat terhadapa kesejahteraan. Pun dengan polusi udara, pencermaran lingkungan, persoalan sampah, dan lain-lain,” tambahnya.

Widayat melanjutkan, untuk menciptakan kondisi lingkungan sosial yang baik, membentuk kebiasaan berperilaku amar ma’ruf dan anti mungkar yang relatif permanen dapat dilakukan dengan dakwah terintegratif.Adapun social marketing merupakan sebuah pendekatan yang mengadopsi prinsip- prinsip conventional marketing, yang lebih relevan terhadap problem sosial dan lingkungan. Hal itu jika dibandingkan dengan pendekatan tradisional yang kerap diberlakukan seperti pemberlakukan denda, hukuman atau sekedar kampanye sosial. (wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image