UMM Kembangkan Polysyncronous Learning

Author : Humas | Selasa, 07 Juli 2020 12:25 WIB
Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. saat sambutan dalam gelaran Bimbingan Teknis. (Foto: Chandra/Humas) 

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan(Mendikbud)Nadiem Makarim mengungkapkan, pembelajaran jarak jauh bisa diterapkan permanen setelah pandemi Covid-19 selesai. Berdasarkan penilaian Kemendikbud, kegiatan belajar-mengakar dengan memanfaatkan teknologi akan menjadi hal yang mendasar.Merespon hal itu, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Polysynchronous Learning.

Dijelaskan Tim Gugus Tugas Pengembangan Pembelajaran Bauran UMM, Galih Wasis Wicaksono, S.Kom, M.Cs., Polysynchronous Learning adalah model pembelajaran bauran yang dikembangkan UMM yang menggabungkan konsep Student Centered Learning (SCL) dan Personalized Learning (PL) dengan pola interaksi polysynchronous learning, sehingga diharapkan lebih efektif dalam penerapan kegiatan belajar mengajar pada masa dan setelah pandemi Covid-19.

Desain pembelajaran ini, oleh tim UMM dinamakan desain “Pembelajaran Bauran Siklus Pe5 (Perencanaan, Pemahaman, Pendalaman, Penerapan, & Penilaian)”. Siklus Pe5 ini diterapkan pada setiap pertemuan kegiatan pembelajaran. “Dalam desain pembelajaran siklus Pe5 ini, dosen harus membuat perencanaan terlebih dahulu terkait konten materi, bahan diskusi, bahan penugasan, dan quiz yang akan diberikan,” ungkap Galih di hadapan para instruktur Polysynchronous Learning.

Baca juga: UMM Bagikan Masker Gratis ke Peserta UTBK PTN

Bimtek dapat disaksikan langsung dari kanal YouTube UMMTube. (Foto: Humas UMM)

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Al Islam-Kemuhammadiyahan, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. menyatakan terkait dengan pembelajaran, di masa pandemi Covid-19, UMM mengalihkan kegiatan pembelajaran luar jaringan (luring) ke dalam jaringan (daring). “Pandemi mengakselerasi kita untuk segera beradaptasi dalam penggunaan teknologi pembelajaran. Kita mesti bergegas menyesuaikan diri dalam dunia yang serba butuh penyesuaian cepat ini,” ungkap Syamsul (7/7).

Berkaca pada pengalaman tersebut, Kampus Putih mencoba menseriusi model pembelajaran ini dengan yang disebut pembelajaran bauran Polysyncronous Learning. Yakni, sebuah pengkombinasian model pembelajaran antara daring dan luring dan metode pembelajaran. “Sehingga, mahasiswa mendapatkan materi sesuai capaian pembelajaran yang sudah ditetapkan. Jadi kuliahnya betul-betul serius. UMM sendiri akan memulai perkuliahan pada 7 September 2020,” kata Syamsul.

Bimtek kali ini juga menghadirkan para pakar pembelajaran untuk memberikan perspektif terkait pedagogi yang akan dikuatkan dalam pelaksanaan Polysyncronous Learning. Pemateri yang hadir yakni Dosen Program Studi Pendidikan Profesi Guru UMM  Dr. Trisakti Handayani, MM. terkait Konsep dan Kerangka Dasar Pembelajaran Bauran,  serta Drs. Suparto. M.Pd, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMM dengan materi Metodologi & Evaluasi Polysynchronous Learning. (can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image