UMM Bagi Kisah Kiprah Perempuan di Bidang Industri

Author : Humas | Rabu, 03 Juni 2020 16:14 WIB
 

Siapa bilang perempuan punya ruang terbatas di masyarakat. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perempuan punya kesempatan yang sama untuk sukses dan berkarir. Dalam gelaran webinar Inspirasi Teknologi Rekayasa melalui Zoom (Intermezo) Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membagikan kisah inspiratif para perempuan karir di bidang industri.

Intermezo yang mengusung semangat perempuan berkarya di bidang teknik ini, turut mengundang dua perempuan hebat di balik kejayaan perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia dan luar negeri. Mereka adalah Esther Gayatri Saleh yang merupakan Chief Test Pilot PT Dirgantara Indonesia dan Imelda Mayasari Iriyono yang menjabat sebagai Factory Manager Multinational Company di Vietnam.

Kisah-kisah inspiratif para perempuan ini diawali dengan kisah awal mula mereka memutuskan untuk terjun di bidang teknik mesin, di mana bidang ini didominasi oleh pria. Diskusi yang berlangsung santai selama sembilan puluh menit ini banyak membahas bagaimana menjadi seorang perempuan yang tidak lupa akan fitrahnya dalam membersamai keluarga sekaligus bekerja untuk membuat diri menjadi lebih berdaya dan bermanfaat bagi orang lain.

Hal menarik lain yang yang dapat dipetik dari kegiatan ini adalah peran penting perempuan di industri ini. Peran penting tersebut katakan oleh Imelda adalah soft-skill yang dimiliki oleh para perempuan belum tentu dimiliki oleh para pria yang bekerja di bidang yang sama.

 Baca juga: Alumni UMM Populerkan Cara Mengajar Daring Kreatif lewat Media Corona

“Kita sebagai perempuan jelas memiliki soft-skill yang mungkin tidak banyak pria miliki, salah satunya teknik berkomunikasi yang diplomatis” tutur Imelda.

Kisah  Esther Gayatri Saleh yang merupakan satu-satunya Test Pilot perempuan di dunia menjadi hal yang sangat menarik untuk diungkap lebih jauh pada sesi Intermezo spesial hari Kartini. Esther memaparkan bahwa untuk menjadi engineer kita perlu belajar banyak dari pengalaman.

“Secara khusus, di dunia penerbangan kita dituntut harus memiliki kemampuan mengekplorasi diri walau dari latang belakang pendidikan berbeda,” tandas Eshter.

Lebih lanjut, Esther menjelaskan meskipun latar belakang pendidikan yang ia miliki sangat bertolak belakang dari bidang yang ia geluti saat ini, beliau dituntut mampu menguasai berbagai disiplin ilmu yang bersifat teknik dan non-teknik.

“Selain itu, menjadi engineer harus punya kemampuan melakukan beberapa tugas dalam waktu yang bersamaan atau multi-tasking, memiliki management waktu yang baik, kemapuan memecahkan masalah. Hal tersebut akhirnya dapat mematahkan kiraan orang bahwa pilot ya harus laki-laki,” papar Esther.

 Baca juga: Bionic Family Project Tingkatkan Ketahanan Pangan Keluarga di Masa Pandemi

Selanjutnya, Imelda juga menjelaskan bagaimana cara menjadi lebih prfesional dan mahir di bidnag teknik. Ada dua hal penting yang harus para perempuan perhatikan untuk meningkat kualitas diri di bidang teknik yaitu functional dan soft-skill.

“Pertama, functional skill bearti kita harus meningkatan kemahiran dan keahlian kita pada satu bidang yang kita geluti. Kedua, soft-skill yang lebih berfokus pada bagaimana kemampuan kita dalam berkomunikasi,” papar Imelda.

Imelda Mayasari juga mengimbuhkan bahwa perempuan memiliki  peran segitiga tidak sama sisi. Di satu sisi, perempuan  harus berperan sebagai seorang karyawan  di tempat dia bekerja, sebagai ibu yang harus mengasuh anak-anaknya dan seorang istri yang harus mendampingi suami.

“Sisi dari segitiga itu bisa berbeda-beda panjangnya tergantung  prioritas yang sedang dihadapi. Jadi kita harus bisa memainkan peran yang sangat baik untuk ketiga peran tersebut,” pungkas Imelda. (nis/can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image