Student Day UMM, Pacu Prestasi di Tengah Pandemi

Author : Humas | Senin, 15 Maret 2021 14:11 WIB
Penampilan Gita Surya pada pembukaan Student Day (Foto: Tebe/Humas UMM)

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus memacu mahasiswanya untuk berprestasi, sekalipun di situasi pandemi. Salah satu usahanya dengan menggelar Student Day pada Minggu lalu (14/3). Dalam agenda tersebut, sebagian besar peserta ikut secara daring di kediaman masing-masing. Sebagian yang lain juga hadir secara luring di Dome UMM dengan protokol kesehatan yang ketat. Kali ini, UMM menghadirkan Dr. Ary Ginanjar Agustian selaku CEO ESQ Leadership Center. Datang pula Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Membuka acara, Dr. Fauzan, M.Pd. selaku Rektor UMM menjelaskan bahwa Student Day merupakan program rutin yang sudah lama UMM lakukan. Salah satu dasar pelaksanaan agenda ini adalah bahwa setiap mahasiswa memiliki potensi, baik potensi intelektual maupun minat dan bakat. “Bagi UMM, potensi mahasiswa yang heterogen dan kompleks tersebut harus dikembangkan dengan baik agar mampu berprestasi di tingkat regional, nasional bahkan juga internasional,” tandas Fauzan.

Ia juga menerangkan bahwa hidup yang kita miliki harus menjadi hidup yang berperstasi, meskipun di tengah pandemi. Maka dari itu, UMM mengundang Ary Ginanjar untuk memberikan motivasi yang diharapkan bisa menjadi stimulan para mahasiswa baru. Fauzan ingin agar mahasiswa bisa segera memahami situasi yang ada kemudian melakukan hal yang dianggap strategis ke depannya.

Baca Juga : Muda Berkarya, Program Kolaborasi UMM-Shopee Ajak Mahasiswa Berbisnis Digital

Dalam kesempatan yang sama, Ary Ginanjar menyampaikan bahwa umat manusia, khususnya para mahasiswa baru kini menghadapi Volatility, Complexity, Urcentainty dan Ambiguity (VUCA) era. Situasi yang mengalami perubahan sangat cepat dan cenderung tidak bisa ditebak. Perubahan-perubahan itulah yang harus segera ditangkap sehingga bisa beradaptasi dengan cepat.

Menjawab persoalan VUCA era, Ary memberikan solusi dengan sebutan super agility. Ada lima super agility yang harus dimiliki oleh mahasiswa baru. Pertama adalah change agility, yakni mereka harus bisa beradaptasi dengan perubahan apapun. Ada juga yang dinamakan dengan mental agility. “Mahasiswa dituntut untuk bisa bertahan dalam kondisi apapun, bahkan di situasi yang berat,” tandasnya.

 Baca Juga : Luncurkan 22 buku, PPG Ajak Guru Produktif Menulis

Ary kemudian menjelaskan agility yang ketiga yaitu people agility yang mendorong mereka untuk dapat bekerja sama dengan siapapun. Tidak pandang perbedaan ras, budaya, agama, bahasa dan cara pandang. Tidak cukup sampai di situ, Ary juga mendorong mahasiswa untuk memiliki learning dan result agility. Mampu memehami hal baru dengan cepat dan tepat serta mampu berprestasi di keadaan apapun.

Sementara itu, Menko PMK, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. memberi selamat kepada UMM atas capaiannya menjadi universitas islam terbaik di dunia versi UniRank. Meski begitu, ia berpesan agar UMM terus berbenah, berkembang serta berinovasi sekalipun sudah ditetapkan sebagai kampus Islam terbaik.

Dalam sambutannya, Muhadjir juga meminta para mahasiswa UMM untuk menumbuhkan 4C. C yang pertama dalah critical thinking, kemudian creativity, commucnication skill dan confidence. “Meskipun hanya empat hal namun mungkin akan terasa berat. Kalau kalian mampu memenuhi keempatnya, insyaAllah rida Tuhan akan menyertai dalam segala usaha kalian. Selain itu juga mampu membantu kalian untuk merintis keberhasilan di UMM,” pungkasnya. (wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image