Ribuan Tokoh antar Umat Beragama Serukan Persatuan di UMM

Author : Humas | Rabu, 01 November 2023 06:27 WIB
Suasana Talkshow Generasi Muda Lintas Agama dan Kepercayaan di Dome UMM (Foto : Lintang Humas)

Untuk merayakan sumpah pemuda ke 95, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerjasama dengan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB) Malang menggelar talkshow Generasi Muda Lintas Agama dan Kepercayaan. Dalam acara yang dilaksanakan 31 Oktober itu, ada ribuan peserta dari 72 lembaga yang memiliki latar belakang agama dan budaya yang berbeda.

Bahkan mereka juga saling bahu-membahu memberikan penampilan yang mengangkat tema persatuan dan toleransi anak-anak muda. Mulai dari tari nusantara, kuda lumping, pembacaan teks proklamasi, teatrikal dan lain sebagainya. Bahkan Rektor UMM juga menyampaikan puisi menarik dalam rangkaian acara.

Turut hadir para pembicara nasional dalam talkshow tersebut. Yakni Kepala Staff Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo. Begitupun dengan Asisten Deputi Revolusi Mental Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) Maman Wijayan.

Baca Juga : Kolokium Doktoral FISIP UMM Beri Solusi Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Romo Benny menjelaskan bahwa penggunaan bahasa Indonesia menjadi salah satu faktor yang memperkuat keutuhan bangsa. Menjadi kekuatan bagi masyarakat Indonesia untuk bersatu meski memiliki latar belakang suku, ras, serta agama yang berbeda.

“Komunikasi itu sangat penting. Kita punya satu bahasa pemersatu yakni bahasa Indonesia yang memiliki dampak rasa kekeluargaan yang sangat kuat. Kita ambil contoh India yang sampai saat ini masyarakatnya sulit bersatu karena tidak memiliki bahasa pemersatu seperti kita,” katanya.

Romo Benny juga memberikan apresiasi tinggi pada Kampus Putih. Menurutnya, meski UMM merupakan kampus berbasis Islam, namun mampu mengimplementasikan kerukukan antar umat beragama. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya rasa eksklusif pada diri sivitas akademika kampus putih, termasuk para anak mudanya.

Di sisi lain, Maman menilai, kini generasi muda menghadapi tantangan pola pikir yang skeptis sekaligus memasuki era post truth. Maka, ia mewanti-wanti agar para pemuda selalu waspada terhadap musuh-musuh ideologi pancasila. Termasuk musuh yang kini tidak ada wujudnya secara fisik, namun dapat membahayakan pola pikir.

Baca Juga : Pakar Informatika UMM: Hati-hati, Login Wifi Sembarangan bisa Hilangkan Hartamu

“Kalau zaman dulu sebelum kemerdekaan, sudah jelas musuh kita adalah penjajah. Namun saat ini, musuh kita sudah bertransformasi menjadi penjajah yang tidak terlihat. Saya mewakili Kemenko PMK RI harus mengatakan kepada kalian semua untuk tetap untuk berhati-hati dengan ideologi transnasional,” tegasnya.

Menurutnya, ideologi transnasional yang berbahaya tersebut dapat memuncukan berbagai pandangan-pandangan yang menciptakan kembali neo-komunisme serta neo-liberalisme. Apalagi mengingat bahwa ideologi ini dapat mudah masuk ke anak-anak muda yang masih belum matang dalam alur logikanya.

“Maka, jangan bosan-bosan menambah ilmu dan memperkuat ideologi Pancasila. Pemikiran dengan alur logika yang kurang matang itu berbahaya. Apalagi jika tidak selektif dalam memilah informasi di era digital,” tegasnya mengakhiri. (Faq/Wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image