PSA UMM Hadirkan Staf KBRI Uzbekistan, Tekankan Bahasa untuk Jalin Kerjasama

Author : Humas | Jum'at, 04 November 2022 06:00 WIB
M. Mufti Rakadia, Sekretaris Pribadi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tashkent, Uzbekistan pada lecture series di UMM. (Foto: Nelda Jurnalis Humas)

Saat ini, menjalin hubungan dengan negara dinilai lebih mudah karena adanya teknologi yang memungkinkan interaksi meski berjauhan. Hal itu disampaikan M. Mufti Rakadia, Sekretaris Pribadi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tashkent, Uzbekistan pada lecture series. Adapun ajang yang dilaksanakan pada 2 November 2022 itu merupakan inisiasi Pusat Studi Asia Universitas Muhammadiyah malang (UMM). 

Menariknya, Mufti, sapaan akrabnya, juga memiki kemampuan menguasai smebilan bahasa asing. Di antaranya, bahasa Jepang, Korea, Inggris, Rusia dan sederet lainnya. Ia juga menjelaskan di depan ratusan mahasiswa tentang bagaimana cara meningkatkan dan membangun relasi dengan orang dari beragam negara. Salah satunya dengan tidak terjebak di zona nyaman. Dengan begitu, manusia bisa belajar banyak hal.

“Teman-teman juga harus memiliki jiwa toleransi yang tinggi agar bisa menghargai sekecil apapun perbedaan yang ada. Meski remeh, namun nyatanya toleransi bsia menciptakan perdamaian dunia. Bukan hanya di level pemerintahan tapi juga bagi masyarakatnya,” ungkapnya.

Mufti juga menilai bahwa bahasa menjadi faktor yang strategis dalam menjalin relasi di level global. Dengan begitu, komunikasi antara negara bisa jauh lebih mudah dan lancar. Menurutnya, dalam memperluas relasi, beljaar bahasa yang umum tidaklah cukup. Harus berani mengambil kesempatan untuk menguasai bahasa-bahasa yang tidak umum. Ia yakin, bahasa menjadi kunci untuk membuka hubungan Indonesia dengan banyak negara di berbagai benua.

Ia juga sempat memberikan tips bagaimana ia bisa menguasai banyak bahasa. Dimulai dengan belajar musik, yakni dengan memahami lirik. Kemudian juga mencoba mencari tahu lebih dalma tentang budaya negara terkait karena budaya dan bahasa memiliki kaitan yang erat.

“Belajar bahasa juga tidak dituntut untuk sempurna. Tidak perlu takut akan jadi bahan ledekan. Mereka akan merasa bangga karena ada orang asing yang mau belajar bahasa ibu negara terkait,” kata Mufti.

Adapun lecture series itu merupakan gelaran yang ke-12 sejak September lalu dan akan terus berlangusng hingga Desember. Tiap minggunya, agenda ini menghadirkan sederet pemateri internasional untuk memberikan pengetahuan baru kepada para mahasiswa. Mulai dari staf KBRI, profesor dari Korea Selatan, dan lainnya. (nel/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image