Mengabdi untuk Negeri, Tim Dosen UMM Sukses Atasi Limbah Kotoran Ternak

Author : Humas | Sabtu, 24 Februari 2024 08:28 WIB
Salah satu hasil program pengabdian Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes (Foto : Istimewa)

Banyaknya warga yang memelihara ternak memunculkan masalah lingkungan bagi Desa Beji Tengah. Salah satunya tumpukan kotoran yang mengeluarkan bau tak sedap dan mengganggu kenyamanan warga. Tak hanya itu, hal ini juga memunculkan kekhawatiran tentang kondisi tanah yang menyerap air dari kotoran-jotoran ternak. Berangkat dari permasalahan tersebut, Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes., dosen Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan timnya melaksanakan pengabdian masyarakat. Dilakukan sejak Oktober hingga Februari ini, pengabdian ini berfokus pada pengolahan limbah kotoran kambing domba dan recording ternak di kelompok tani ternak Sumber Makmur 01 Desa Beji, Kota Batu.

“Kondisi ini juga menjadi ancaman potensial pada kesehatan hewan ternak. Kami mengkhawatirkan potensi infeksi cacing dan kudis pada ternak akibat pakan yang bercampur dengan kotoran ternak yang ditakutkan terdapat cacing di dalamnya. Apalagi desa tersebut termasuk kawasan padat penduduk,"  ujar dosen yang akrab disapa Sujono tersebut.

Baca juga : Dosen UMM Beri Tips Kelola Utang Modal Usaha dari Bank

Bersama tim, Sujono lalu menginisiasi tiga program utama. Pertama, pembuatan pupuk dari kotoran ternak. Pembuatan pupuk ini melibatkan fermentasi yang diawali dengan pengumpulan kotoran pada rumah pupuk, lalu kotoran tersebut diolah menggunakan mesin penepung hingga halus. Setelah itu ditambahkan kapur kolomit yang berfungsi untuk menetralkan pH tanah yang sangat berfungsi bagi tumbuhan. 

“Berikutnya, ditambahkan pula batang pisang yang membusuk dan probiotik Em4. Proses fermentasi berlangsung selama dua hingga tiga minggu dan hasilnya dikemas dalam karung. Kemudian, diperjualbelikan dengan harga jual Rp1.500 perkilo. Keunggulan dari pengabdian ini terletak pada pendekatan inovatif dalam pembuatan pupuk. Tidak hanya memberikan solusi terhadap bau lingkungan, tapi juga meningkatkan pendapatan peternak melalui penjualan pupuk berkualitas,” tambahnya.

Baca juga : Dokter UMM: Waspada Toksoplasma Menyerang Ibu Hamil

Selain itu, program ini juga melakukan upaya pengobatan penyakit kudis pada ternak dan pencatatan reproduksi untuk memastikan kesehatan dan perkembangan optimal ternak. Sujono dan tim ingin memberikan manfaat ganda bagi lingkungan dan peternak.

Pengabdian ini sukses memberikan dampak positif yang signifikan. Desa Beji kini tidak hanya terbebas dari bau tak sedap, tetapi juga mendapatkan tambahan pendapatan melalui penjualan pupuk berkualitas. Sujono dan timnya telah membuktikan bahwa inovasi dapat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan lingkungan dan ekonomi di desa-desa. (*)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image