Mahasiswa UMM Jadi Duta Banyuwangi 2022

Author : Humas | Rabu, 13 Juli 2022 04:27 WIB
Arifi Isqak Nurfian, Mahasiswa program studi (prodi) Ilmu Keperawat UMM, di ajang Banyuwangi Youth Festival 2022. (Foto: Istemewa)

Nama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali harum. Kali ini, prestasi datang dari ujung provinsi Jawa Timur, yaitu kabupaten Banyuwangi. Arifi Isqak Nurfian, Mahasiswa program studi (prodi) Ilmu Keperawat UMM berhasil menjadi Wakil 1 Thulik Banyuwangi 2022. Keberhasilan tersebut ia raih di ajang Banyuwangi Youth Festival 2022 yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi. 

Arifi mengatakan bahwa semua berawal dari keinginannya untuk menggali dan memaksimalkan potensi diri. Selain itu juga sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Banyuwangi. 

“Sebagai generasi muda, saya tentu punya semangat untuk berkontribuai bagi daerah khususnya meningkatkan pariwisata untuk pihak luar,” ujarnya. 

Ia menjelaskan jika proses seleksi Duta Banyuwangi sangat ketat dan ladar. Dimulai dengan pendaftaran, tes tulis, tes wiraga dan tes wawancara ia ikuti dari Mei hingga Juni.  Setelah lolos sepuluh besar, ia dikarantina kurang lebih selama dua minggu di Disbudpar Banyuwangi untuk menentukan tiga besar. Selama proses itu pula ia belajar mengenai sejarah, kebudayaan dan pariwisata Banyuwangi. 

Selama mengikuti karantina, Arifi sempat kuwalahan dalam aspek menari. Apalagi ciri khas duta Banyuwangi adalah kemampuan menari yang bagus. Apalagi selama ini ia hobi berolahraga yang membuat tubuhnya lebih kaku. 

“Saya sendiri masih awam dengan menari. Jadi awal-awal gerakan saya seperti roboto dan kaku. Saya bahkan harus berlatih ekstra untuk belajar tari di waktu-waktu luang,” ungkap Arifi.

Ia mengaku bahwa banyak persiapan yang ia lakukan untuk menunjang kualitas dirinya. Menyiapkan mental, fisik dan materi adalah beberapa di antaranya. Ia bahkan harus memaksa diri untuk terus belajar banyak hal, meskipun sudah lelah dan suntuk. Hal itu dilakukan agar ia bisa lancar dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Apalagi ia harus tetap mengikuti perkuliahan seperti biasa. 

Mahasiswa asli Banyuwangi itu mengatakan jika peran UMM sangat besar selama proses seleksi. “Terutama kepala prodi yang memberikan dukungan dan izin dispensasi. Teman-teman dan dosen juga memberikan semangat dan solusi. Apabila dispensasi tidak diberikan, mungkin saya akan sangat kuwalahan,” terangnya.

Terakhir, ia berpesan kepada anak muda untuk tidak rendah diri. Mereka harus beranggapan bahwa semuanya mungkin selama tetap berusaha dan berdoa. Ia mendorong pemuda untuk terus menggali diri dan menggunakannya untuk kebaikan masyarakat.  

“Jangan sampai ada kata minder. Apapun keadaannya harus tetap berusaha dan berpikir positif serta optimis. Sebab sejatinya kita melangkah tiap hari bagaikan kertas kosong, yang mana kita harus selalu menulis goresan-goresan di atasnya menggunakan tinta,” pungkasnya. (ros/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image