KertubAR, Inovasi Mahasiswa UMM untuk Pembelajaran Biologi

Author : Humas | Jum'at, 04 September 2020 11:04 WIB
Tampilan aplikasi KetubAR. (Foto: Istimewa)

DILATARBELAKANGI permasalahan kebijakan Pemerintah tentang pembelajaran daring yang membutuhkan alat peraga, karya aplikasi sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil lolos tahap I dalam Lomba Inovasi Digital Mahasiswa tahun 2020 yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Karya tersebut bertajuk KertubAR atau aplikasi pembelajaran kerangka tubuh berbasis teknologi Augmented Reality.

“Peraturan Pemerintah yang menetapkan untuk belajar di rumah berdampak pada siswa dalam memahami pelajaran. Guru pun mengalami kesulitan menyampaikan materi pembelajaran terutama untuk bidang studi Biologi yang membutuhkan kegiatan praktikum di laboratorium sekolah. Misalnya pada materi kerangka tubuh manusia yang membutuhkan objek praktikum yang hanya bisa ditemui di laboratorium. Lantaran inilah kami membuat aplikasi KetubAR,” terang Nur Syahfei, salah satu anggota kelompok.

Tampilan aplikasi menggunakakan fitur kamera AR. (Foto: Istimewa)

KertubAR merupakan salah satu media pembelajaran alternatif selama pandemi untuk materi Kerangka Tubuh Manusia di bidang Biologi. Pada aplikasi ini, fitur Kamera AR dapat memvisualisasikan objek 3 Dimensi (3D) mengenai macam-macam tulang penyusun kerangka tubuh. Juga, ada juga fitur Virtual Button yang dapat memberikan animasi pada objek 3D, mengembalikan bentuk objek 3D ke bentuk semula, menampilkan informasi objek 3D, serta menyembunyikan informasi mengenai objek 3D.

Baca juga: Pakai Sensor Infrared, Bikin Alat Cuci Tangan Otomatis

Terdapat juga fitur Kuis yang bisa dimanfaatkan sebagai bentuk eveluasi bagi para siswa setelah mempelajari kerangka tubuh manusia melalui aplikasi tersebut. Fitur ini digunakan sebagai uji kompetensi seperti yang seringkali diberikan oleh guru kepada siswanya setiap pembelajan di sekolah. “Soal-soal yang disajikan berdasarkan materi Kerangka Tubuh Manusia yang telah dipelajari melalui fitur Kamera AR. Soal tersebut berjumlah 25 soal pilihan ganda,” ungkap Nur Syafei saat diwawancarai Jumat (4/9).

Dibanding alat peraga konvensial, prinsip aplikasi KertubAR, guru hanya sebagai fasilitator karena materi kerangka tubuh sudah tersedia di aplikasi. Sementara pada alat konvensional, guru menyampaikan materi dan alat peraga konvensional hanya sebatas peraga. Selain itu, sebagai produk digital, KertubAR bisa mengemas berbagai bentuk model 3D. Sementara peraga konvensional hanya model statis yang biasanya memiliki satu bentuk tetap. Kelebihan lainnya, KertubAR bisa tersedia untuk semua siswa.

Syahfei tak sendiri membuat aplikasi ini. Ia dibantu kawan satu prodi di Informatika, yakni David Suji Sasongko, Hananda Gagas Gumilang, dan Iriena Damayanti. “Membantu perkembangan kegiatan pendidikan adalah salah satu cara mewujudkan Indonesia lebih baik. Melalui aplikasi ini kita dapat mengupayakan kemudahan bagi siapapun dalam mendapatkan pendidikan. Sekarang, kita dapat dengan mudah belajar walau sedang di rumah saja,” kata Hariyadi, S.Kom. M.T. selaku dosen pembimbing. (can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image