Keren, Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Deteksi Kebakaran

Author : Humas | Selasa, 13 Februari 2024 10:20 WIB
Alat deteksi kebakaran dibuat mahasiswa Teknik Industri UMM (Foto: Istimewa).

Peristiwa kebakaran lahan di kawasan Gunung Bromo 2023 lalu menyebabkan banyak kerugian bagi warga maupun pengunjung. Kebakaran lahan yang berlangsung sepuluh hari tersebut melahap kurang lebih 504 hektare padang rumput. Menurut perhitungan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), kerugian ditaksir mencapai Rp 5,4 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Ahmad Wildan Al Mauludi dan Tim dari Program Studi (Prodi) Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan alat yang dapat mendeteksi kebakaran hutan. Wildan mengatakan, ide awal untuk membuat Flame Shield Forest (FSF) ini dikarenakan peristiwa kebakaran lahan di Kawasan Bromo yang mengakibatkan banyak kerugian bagi negara maupun warga sekitar. Selain itu, telatnya penanganan serta informasi adanya kebakaran juga menyebabkan meluasnya lahan yang terbakar. 

“Untuk itu, kami menciptakan alat ini agar hal tersebut tidak teradi. Alat ini juga bisa membantu pemadam kebakaran atau yang bertanggung jawab bisa segera mengetahui kondisi dan titik lokasi kebakaran terjadi,” tambahnya.

Baca juga : Prof. Nazaruddin Dilantik Jadi Rektor UMM 2024-2028

Alat yang telah dipamerkan di Industrial Engineering Expo (IEE) pada Januari lalu ini mendapat banyak pujian. Pasalnya, FSF dilengkapi dengan Arduino ESP 32 sebagai sensor pendeteksi api, sensor gas, modul GPS, modul WiFi, dan penguat sinyal. Jika terjadi kebakaran, sensor api dan gas akan mendeteksi adanya kebakaran dan mengirimkan pesan peringatan pada gawai melalui fitur bot telegram.

Nantinya, pesan yang dikirim melalui gawai akan memuat lokasi akurat dari peristiwa kebakaran. Sementara, untuk sistem kelistrikan, FSF masih mengandalkan listrik dari luar sehingga belum memiliki daya sendiri. Hal ini dikarenakan alat ini membutuhkan daya yang terbilang kecil, sehingga cukup dipasang pada powerbank untuk menjalankan alat ini.

“Pada awalnya kami mau menggunakan panel surya, namun karena kurangnya budget dalam pembuatan sehingga kami memilih colokan USB yang cukup terjangkau,” tambahnya.

Baca juga : Mahasiswa UMM Ajari Baca Tulis ke Anak-anak WNI Ilegal di Malaysia

FSF tak hanya mendeteksi kebakaran hutan saja, namun juga dapat difungsikan sebagai pendeteksi kebakaran di ruko atau pemukiman padat penduduk. FSF akan mendeteksi kebocoran gas atau percikan api dari konsleting listrik sehingga penanganan kebakaran dapat segera dilakukan dan tidak membahayakan penduduk sekitar.

Ke depannya, Wildan dan tim akan mengganti fitur WiFi menjadi kartu GSM. Hal ini agar FSF dapat digunakan di hutan dan memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas. Selain itu, ked epannya ia juga akan mengganti beberapa komponen sensor api dan gas agar jangkauan deteksi dapat lebih jauh.

“Untuk itu, inovasi FSF tak akan berhenti sampai di sini saja. Semoga kami dapat menambahkan fitur baru agar FSF dapat digunakan pada hutan yang rentan kebakaran,” ucapnya mengakhiri. (tri/wil)
 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image