Hari Buku Nasional, RBC Beberkan Sejarah Hari Buku

Author : Humas | Jum'at, 19 Mei 2023 06:50 WIB
UMM menyediakan fasilitas Mobil Kaca kepada anak-anak agar meningkatkan litrasi kepada mereka. (Foto: Istimewa)

Sebagian masyarakat ada yang tidak tahu bahwa 17 Mei merupakan tanggal diperingatinya Hari Buku Nasional. Peringatan ini juga menunjukkan betapa pentingnya buku dalam perkembangan sebuah negara. Hal itu ditegaskan oleh Direktur Riset Rumah Baca Cerdas (RBC) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Faizin, M.Pd.

Adapun hari buku berawal dari gagasan Abdul Malik Fadjar, menteri yang menjabat pada masa pasca orde baru. Peringatan yang ditetapkan pertama kali pada 17 Mei 2002 ini menjadi bentuk keprihatinan Malik Fadjar atas rendahnya minat baca dan literasi masyarakat Indonesia. Apalagi minat baca menjadi salah satu faktor untuk menambah pengetahuan dan perkembangan dunia.

Baca juga : Mahasiswa UMM Ceritakan Susah Senang Belajar di Liverpool - Berita | Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih lanjut, Faizin menegaskan bahwa buku juga memiliki peran strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sayangnya, hadirnya modernisasi berdampak pada menurunnya minat baca. Maka, perlu adanya kesadaran kolektif akan keterbukaan wawasan. Utamanya dalam upaya melahirkan penerus bangsa yang unggul.

Banyak hal yang sudah dilakukan oleh RBC UMM selama ini. Faizin menjelaskan bahwa semangat Pak Malik dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terus dikobarkan RBC melalui berbagai aktivitas. Misalnya dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan akses buku berkualitas.

“Kami juga mengirimkan mobil perpustakaan keliling seperti Mobil Kamis Membaca (KaCa) dan Mobil Terbang setiap minggu. Sehingga mereka yang di daerah-daerah dan pelosok juga bisa mendapatkan akses bacaan yang bagus,” tambah pria yang juga Dosen Pendidikan Bahasa itu.

Baca juga: Bisma, Mahasiswa UMM yang Siap Mengabdi ke Masyarakat usai Pulang dari Turki

Di samping itu, RBC juga memiliki komunitas bernama Teman Baca yang memiliki ketertarikan dengan buku. Khususnya ribuan buku yang disediakan di gedung RBC UMM. Teman Baca juga terus mengembangkan jaringannya dan mengajak masyarakat untuk datang ke lokasi. Menariknya, di RBC juga menyediakan café yang bisa didatangi. Sehingga pengunjung bisa menikmati kopi sembari membaca koleksi buku yang ada.

“Semoga berbagai aktivitas dan program yang kami lakukan sedikit banyak berpengaruh akan kualitas dan kuantitas minat baca di Indonesia, khususnya Malang. Saya juga mendorong anak-anak muda untuk mencintai buku danmengaplikasikan apa yang sudah dibacanya. Anak muda adalah penerus bangsa, jika tidak mencintai buku dan isinya, bagaimana mereka bsia memimpin Indonesia di masa depan?” katanya mengakhiri. (wil)
 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image