Dosen UMM Jelaskan Pengaruh Puasa terhadap Psikologis Manusia

Author : Humas | Rabu, 05 April 2023 06:47 WIB
Dosen UMM menyampaikan Ramadhan dapat mempengaruhi kondisi Psikologis manusia (Foto: Septi Humas)

Puasa di bulan Ramadan memiliki segudang manfaat. Tidak hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga menambah ketahanan mental dan psikologi manusia. Hal itu ditegaskan oleh Ahmad Sulaiman, S.Psi., M.Ed. selaku Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Menurutnya, Ramadan dapat mempengaruhi psikologis manusia karena saat puasa kita menahan diri, mengurangi asupan kalori dan menunda waktu makan yang biasanya dapat dilakukan sewaktu-waktu. Salah satu dampak psikologisnya yakni menjadi lebih disiplin. 

“Selain itu, karena mengurangi asupan energi yang masuk, seseorang harus menghemat energi dan melakukan aktivitas yang efisien. Hal itu juga berefek pada kegiatan sehari-hari,” tambah dosen yang akrab dipanggil Mada tersebut.

Baca juga: Dosen UMM: Indonesia Diprediksi Peringkat Enam Diabetes Terbanyak 2030

Ia menyampaikan,  puasa yang mengharuskan diri untuk menahan segala jenis hasrat dan nafsu, dapat berguna untuk meningkatkan kontrol diri serta kepekaan sosial. Puasa juga memandu seorang individu untuk mengekspresikan emosi negatif dengan cara yang lebih sehat. Secara tidak secara langsung, manusia dituntut untuk mengelola emosi agar tidak bereaksi terlalu berlebihan. tidak mudah marah ataupun larut dalam kesedihan. 

"Ibadah puasa juga dapat melatih empati kita terhadap sesama. Ini adalah dampak psikologis yang diharapkan dalam Islam. Rasa empati yang tumbuh ini diharapkan mendorong kita melakukan hal-lain yang sifatnya altruistik atau memiliki keinginan untuk beramal dan membantu sesama. Kita jadi lebih sering infak dan sodaqoh, suka memberi dan saling berbagi," tandasnya. 

Agar manfaat puasa dari segi psikologis dapat dirasakan dengan optimal, Mada menilai perlu adanya perencanaan aktivitas di bulan puasa. Pun dengan menyusun target yang jelas. Misalnya ikut dalam suatu majelis, beritikaf, dan mendengarkan kajian. Selain itu juga melihat bagaimana cara menghabiskanw aktu pagi. 

Baca juga: Ini Cerita Puasa Dosen UMM di Negeri Paman Sam

“Apakah kita melanjutkan untuk beribadah, membaca alquran dan berzikir, atau memilih untuk istirahat dan tidur. Semuanya harus memiliki target yang jelas," arahnya.

Di akhir, Mada menyampaikan bahwa setelah menjalani puasa, kebiasaan-kebiasaan baik harus tetap dipertahankan meskipun Ramadan telah usai. Apalagi biasanya konsistensi yang sudah dibangun saat puasa seringkali runtuh dan hilang di bulan-bulan berikutnya. 

“Salah satu mempertahankan kebiasaan tersebut yakni dengan memulai dari hal sederhana. Kemudian dilanjutkan secara bertingkat. Seperti membaca Alquran bisa diawali dengan beberapa ayat saja. kemudian setelah dirasa nyaman, kita bisa menambah beberapa ayat bahkan juga menjadi beberapa halama,” tutup Mada. (sep/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image