Ana, Mawapres UMM yang Jadi Wisudawan Terbaik

Author : Humas | Senin, 28 Maret 2022 03:49 WIB
Ana, mawapres UMM yang jadi wisudawan terbaik. (Foto: Helmi humas)

Raih puluhan prestasi selama masa perkuliahan, Ana Fauzia, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil dikukuhkan menjadi wisudawan terbaik. Keaktifannya untuk ikut serta dalam berbagai kejuaraan tidak membuatnya hilang fokus untuk melakukan kewajibannya berkuliah. Bahkan ia juga sempat diganjar menjadi mahasiswa berprestasi (Mawapres) Kampus Putih. Adapun gelaran wisuda UMM yang ke-103 tersebut berlangsung secara luring di Dome UMM dan daring melalui live Youtube pada Selasa (28/3).

Ana, sapaan akrabnya bercerita bahwa ia telah sering mengikuti perlombaan sejak Sekolah Dasar (SD). Kebiasaannya tersebut terus ia lakukan sampai menginjak bangku perkuliahan. Alih-alih membiasakan diri sebagai Mahasiswa Baru (Maba), Ana langsung mengikuti perlombaan tingkat nasional dua bulan setelah diterima menjadi mahasiswa Kampus Putih.

“Mungkin karena sudah terbiasa dengan berbagai kompetisi, makanya saya langsung mencari perlombaan apa yang bisa saya ikuti meskipun masih berstatus maba. Prestasi pertama yang saya dapatkan di perkuliahan adalah juara tiga lomba debat nasional yang diadakan oleh Universitas Hasanuddin tahun 2018. Sejak memenangkan kejuaraan tersebut, saya terus mengikuti lomba-lomba lainnya, utamanya di bidang kepenulisan dan public speaking,” jelas anak kedua dari tiga bersaudara tersebut.

Selama mengikuti berbagai perlombaan, Ana mengaku ada satu lomba yang menurutnya sangat sulit. Baik itu dari aspek persiapan hingga saat kompetisi berlangsung. Lomba tersebut ialah Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

“Lomba-lomba yang biasa saya ikuti ada di bidang yang saya sukai. Jadi saya tidak merasa berat ketika menjalani proses perkuliahan dan persiapan lomba. Namun untuk Pilmapres tantangannya sangat besar. Tidak hanya bersaing dengan mahasiswa berprestasi di universitas swasta, saya juga harus berkompetisi dengan mahasiswa berprestasi di universitas negeri. Alhamdulillah saya dapat meraih peringkat ke-7 dalam perlombaan tersebut,” ungkap mahasiswa Fakultas Hukum itu.

Ada satu hal yang terus memacu Ana untuk memenangkan perlombaan dan meraih juara. Ia berkata bahwa beberapa orang sering meremehkan mahasiswa yang berasal dari universitas swasta. Menurut mereka, mahasiswa swasta tidak lebih baik daripada mahasiswa yang berasal dari kampus negeri. “Saya berusaha sekuat tenaga untuk mematahkan anggapan tersebut. Dari mana pun seseorang berasal, ia punya hak untuk sukses dan meraih prestasi,” kata Ana.

Terkait cara menyeimbangkan sisi akademik dan non-akademik, Ana mengatakan tidak terlalu kewalahan mengatur waktu. Proses perkuliahan yang berlangsung secara online membuatnya fleksibel dalam mengatur persiapan lomba maupun tugas-tugas yang diberikan oleh dosen.

“Dari pihak kampus juga sangat mendukung dan menghargai mahasiswa yang akan berlomba. Beberapa dukungan yang di lakukan kampus yaitu, keringanan dispensasi kuliah, memberi uang  transport saat akan berlomba, sampai ke pemberian hadiah jika berhasil memenangkan lomba. Apresiasi yang dilakukan oleh kampus membuat saya lebih bersemangat untuk bersaing,” ujar Ana.

Meskipun tidak ada kendala dalam mengatur waktu, namun hari-hari buruk juga pernah menghampiri Ana di masa perkuliahannya. Untuk mengatasi hal tersebut Ana selalu melakukan evaluasi kerja. Evaluasi ini berguna agar Ana maupun tim tidak mengalami masalah yang sama di kemudian hari.

“Ada satu peribahasa yang saya suka yaitu, semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang menerpanya. Hal itu juga bermakna bahwa untuk menjadi orang yang besar maka semakin banyak pula cobaan yang akan ia hadapi. Jadi saya menganggap kendala apa pun yang sedang menimpa saya adalah proses untuk menjadi orang yang lebih baik lagi,” pungkasnya mengakhiri. (syi/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image