Teater Akar Pentaskan Ruwatan Tetegual

Author : Administrator | Jum'at, 17 Maret 2017 | Suara Merdeka - Teater

Foto: suaramerdeka.com / dok

TEGAL, suaramerdeka.com - Panggung besar di area Universitas Pancasakti Tegal belum lama ini dipenuhi properti sebuah pertunjukan teater. Dengan kain hitam mengelilingi area tersebut, sebagai tanda pembatas pertunjukan teater. Tak seperti biasa pertunjukan yang sering dilakukan di dalam ruangan, kali ini para mahasiswa yang tergabung dalam Teater Akar FKIP UPS Tegal menghadirkan pementasan di luar gedung.

Penonton seakan diajak untuk mengikuti sebuah peristiwa budaya dalam kemasan Ruatan Tegal, kemasan pementasan tersebut dengan Judul Ruwatan Teteugal. Naskah yang ditulis Alin Ambarwati dengan mengangkat kearifan lokal yang membawanya menjadikan naskah terbaik dalam Pekan Seni Mahasiswa Daerah Jateng 2016.

Adegan diawali dengan nyanyian lagu Tegal Keminclong Moncer Kotane yang dilantunkan Sumarni, gadis pesisir pantai Tegal yang kembali di kampungnya karena tugas kuliah sudah usai. Ia habiskan waktu bersama ayahnya. Konflik pertama hadir dengan terdengarnya sebuah ledakan besar dari lautan, entah apa yang terjadi, membuat hati Sumarni dan Ayahnya serta para warga kampung kebingungan.

Asumsi pun terbentuk di dalam pola pikir warga, mungkin ledakan tersebut merupakan keterkaitannya dengan tradisi ruwatan yang hilang begitu saja. Adalah momok menakutkan bagi warga, bahwa Bala adalah sebuah musibah lantaran ruwatan tidak dilakukan lagi. Bagi masyarakat, Bala adalah petaka bagi meraka, dari hasil laut yang makin berkurang, hingga jatuhnya korban tenggelam di laut.

Penonton seakan diajak untuk memasuki dunia mereka, dunia konflik kepercayaan tentang ruwatan. Konflik antara Sumarni dengan warga pun tak terhidarkan, gejolak batin membabi buta dalam hati Sumarni. Otaknya diputar untuk segera melakukan tradisi ruwatan, meski ia seorang diri, namun upaya mengumpulkan warga menjadi kunci kehadiran dukungan para masyarakat pantai.

Apalagi kehadiran Mbah Tarkim membuka jalan besar pelaksanaan ruwatan, meski kondisi Mbah Tarkim sepuh namun kehadirannya membuat makin jelas bagaimana ruwatan itu berjalan. Persiapan pun berlahan dilakukan oleh para warga dengan menyiapkan perlenglkapan ruwatan, mulai dari ancak yang berisi hasil bumi dan lainnya.

Pentas Keliling

Tari – tarian pun sudah siap untuk digelar pada acara ruwatan. Namun keesokan harinya, salah seorang warga menemukan dan membawa kabar mengkagetkan warga kampung. Bahwa telah ditemukan mayat perempuan, mayat tersebut adalah Sumarni. Keharuan pecah, tangisan tak dapat dibendung dari mata tua sang ayah Sumarni. Lurah dan warga kampung serta anak gadis setempat hanya terdiam, sedih bahkan menangis.

Kematian Sumarni seakan dikaburkan dalam pertunjukan tersebut, sebab musababnya membuat bertanya-tanya. Hentakanm musik mendayu mengakhiri babak pementasan tersebut. Penonton pun bersorak, bertepuk tangan. Rangkain pementasan tersebut ditutup dengan diskusi pementasan.

Hadir para pekerja seni, penikmat seni, mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum. Dalam penuturan Pimpinan Produksi, menyampaikan bahwa rangkain pementasan tersebut adalah dalam ranggka pentas keliling.

“Kami pentas keliling di beberapa kota diantaranya di Universitas PGRI Semarang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada minggu ke emapat bulan ini. Dengan pentas keliling nantinya para penonton di kota lain dapat mengenal budaya Tegal, unsur-unsur Tegal kami hadirkan, baik dialog bahasa Tegal ataupun tentang kebudayaan lain,” tutur Inggit.

Dalam kesempatan diskusi, Sutradara pementasan tersebut menyampaikan rasa terimasih kepada para penonton yang berkenan hadir dan mau mengapresiasi pertunjukan. “Terima kasih kawan-kawan yang hadir di sini, ada dari Pekalongan, Purwokerto, Cirebon, Semarang dan Jakarta  yang jauh – jauh hadir di sini,” ungkap M.Ilham Maulana.

Dalam pementasan tersebut para aktornya melibatkan Muthola’ah, Hiero, Alip, Dwi, Herry, Hany,Mefy, Edward, Alin, Febri, Ian. Antusias penonton pun membludak terbukti sekitar 300 penonton memadeti area pementasan tersebut.

(Andika Primasiwi / CN26 / SM Network)

Sumber: http://berita.suaramerdeka.com/teater-akar-pentaskan-ruwatan-tetegual/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: