Nasib Veteran Tak Berdaya Terkena Stroke

Author : Administrator | Selasa, 10 November 2015 15:11 WIB
Nasib Veteran Tak Berdaya Terkena Stroke
Foto: Eko Sudjarwo

 

Lamongan - Nasib veteran tidak semanis harapan saat mereka memperjuangkannya. Seorang pejuang di Lamongan kini hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan, kini menderita stroke.

Sang veteran itu Markamin (94), warga Dusun Kalikapas, Desa Sidomukti, Kecamatan Kota. Dengan kondisi lumpuh karena stroke, untuk makan, minum dan mandi ia harus dibantu anak dan istrinya. Kondisi pensiunan yang tidak mencukupi, membuat ke 14 anaknya hanya mampu lulus hingga SD dan SLTP saja.

Salah seorang anak Markamin, Susiana mengaku kondisi ayahnya terkena stroke ini sudah 4 tahun. Markamin kini tinggal bersama istrinya, Sari (80) beserta anak-anaknya. Untuk aktivitas sehari-hari, kata Susi, dia dibantu istri dan anaknya.

"Untuk makan, minum dan mandi, ayah dibantu ibu dan saudara-saudara saya," kata Susiana kepada wartawan, Selasa (10/11/2015).

Menurut Susiana, pensiunan bapaknya sebesar Rp 2 juta per bulannya dinilai tidak cukup. Sebab untuk berobat ke dokter spesialis dan dirawat di rumah sakit harus tetap membayar separuhnya meski memakai askes. Penghasilan yang tidak terlalu besar itu juga, aku Susiana, membuat ke 14 anaknya hanya mampu lulus sekolah SD dan SMP saja.

Meski demikian, Markamin beserta keluarganya masih tetap bersyukur karena rumahnya baru saja direnovasi oleh TNI beberapa waktu lalu. Pembangunan rumah Markamin ini, terang Susiana, setelah mendapat bantuan dari salah satu BUMN dan Kodim 0812 lamongan.

Pihak keluarga, ujar Susiana, berharap agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat untuk memberikan bantuan pengobatan yang layak dan gratis untuk ayahnya. "Berharap agar pemerintah memberikan pengobatan layak dan gratis untuk ayah agar bisa sembuh dan normal kembali," harapnya.

Sementara saat diwawacarai oleh sejumlah wartawan, Markamin masih bisa mengingat waktu dirinya perang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Peristiwa besarnya, aku Markamin, adalah ketika rumahnya yang di Surabaya hancur diserang Belanda sehingga ia terpaksa menyelamatkan diri dan pindah ke Lamongan.

"Saya pindah ke Lamongan karena rumah saya di Surabaya hancur akibat serangan Belanda," pungkasnya.

Sumber: http://news.detik.com/daerah
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: