 |
Jakarta - Pihak Kejaksaan Tinggi Papua Barat akan mengedepankan upaya persuasif dalam proses eksekusi polisi rekening gendut Bripka Labora Sitorus. Namun pihak Labora mengatakan hingga saat ini belum ada koordinasi antara mereka dan pihak kejaksaan mengenai langkah tersebut.
"Sampai saat ini belum ada konfirmasi dengan pihak kejaksaan," ujar jubir Aiptu Labora, Fredy Fakdawer saat dihubungi detikcom, Jumat (6/2/2015).
Dia juga menambahkan, tak hanya koordinasi dengan pihak kejaksaan, putusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi Aiptu Labora pun masih belum mereka terima hingga saat ini.
"Putusan MA juga belum sampai ke tangan pak labora, jadi bagaimana mau di eksekusi," .
Seperti diberitakan, Bripka Labora saat ini masih menghirup udara bebas dan tengah berada di kediamannya di Sorong. Padahal, sesuai putusan Mahkamah Agung (MA) sudah divonis 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar.
Upaya persuasif yang dilakukan pihak kejaksaan ini diprioritaskan untuk menghindari kekerasan atau gejolak dalam eksekusi Labora. Apabila alternatif itu tak juga membuahkan hasil, maka eksekusi paksa akan dilakukan.
"Ya, kalau tidak ada jalan selain itu, kami akan lakukan dengan paksa," kata Kajati Papua Barat Herman Da Silva kepada wartawan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat (6/2).