Buat Alat Siram Cerdas untuk Kampung Tangguh Pasuruan

Author : Humas | Senin, 13 Juli 2020 14:03 WIB
Alat siram otomatis. (Foto: Istimewa)

MAHASISWA program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktimu Negeri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat Alat Penyiraman Otomatis di Kampung Tangguh Sekar Asri, Kelurahan Sekargadung, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan. Alat penyiraman otomatis ini menggunakan sistem Piranti Cerdas (Artificial Intelligence) dengan menghubungkan sensor kelembapan tanah sebagai pendukung keputusan untuk menghidupkan pompa air untuk menyirami tanaman warga.

“Kami bekerja sama dengan program Kampung Tangguh yang ada di daerah Sekar Asri. program kampung tangguh sendiri merupakan gagasan oleh pemerintah bersama dengan Polri untuk menanggulangi bencana (Covid-19) yang kegiatannya berupa penegakan disiplin protokol kesehatan, membentuk ketahanan pangan, dan mengurangi angka kriminalitas,” ujar Kharisma Muzaki Ghufron, koordinator Kelompok.

Latar belakang dibuat alat ini yaitu keprihatinan melihat tanaman di taman umum, yang sering kali pada siang hari tidak ada yang menyiram. Senada dengan tujuan dibentuknya Kampung Tangguh, sehingga kelompok ini membuat solusi penyiraman otomatis agar tanaman ini tetap terjaga dan terawat dengan baik. Tanaman yang di tanam sendiri ada berbagai macam, umumnya sebagai bahan dapur seperti kangkung, bayam merah, dan tomat yang bisa dinikmati oleh warga.

Baca juga: Dosen UMM Terbitkan Buku di Amsterdam, Belanda

Untuk membuat alat penyiraman otomatis, kelompok ini menggunakan alat-alat pendukung piranti cerdas seperti Arduino Uno. Piranti ini diprogram untuk mengambil keputusan apakah pompa air perlu dihidupkan atau dimatikan. Ada juga piranti relay sebagai pemutus dan penyambung arus listrik yang terhubung dengan pompa air, dan soil capacitive moisture censor sebagai pengukur nilai kelembapan tanah.

“Arduino Uno kami program dengan pendekatan kecerdasan buatan menggunakan logika Fuzzy, sehingga bisa mengenali ukuran kelembapan tanah menjadi tiga variabel yaitu kering, sedang, dan basah,” ungkap Muzaki, mahasiswa Program Studi Informatika ini.

Mereka berharap dengan adanya alat ini dapat membantu proses pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat dipanen dengan baik dan dinikmati warga. Dengan begitu bisa dibentuk ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19.

“Kelebihan alat ini daripada yang lain adalah alat melakukan penyiraman ke tanaman berdasarkan data real nilai kelembapan yang ada pada tanah, sehingga alat bisa segera mengambil keputusan untuk segera melakukan penyiraman atau tidak,” ujar Muzaki.

Baca juga: 10 Paper Mahasiswa UMM Lolos di Jurnal Thailand

Muzaki tidak sendirian, ia membuat alat siram cerdas ini bersama anggota kelompok 48 PMM UMM lainnya, yakni Nadia Dwi Pratiwi, Program Studi Farmasi; Ilyasa Swasdika, Program Studi Teknik Mesin; Ilham Ramadhan, Program Studi Teknik Mesin dan; Sasi Fitria Asmaningrum, Program Studi Ilmu Pemerintahan.

Selain itu, kelompok yang didampingi Sendi Lia Yunita, S.Farm., Apt., M.Sc dosen Program Studi Farmasi UMM ini juga berpartisipasi dalam kegiatan Kampung Tangguh lainnya seperti: penegakan protokol kesehatan dengan melakukan kegiatan bagi-bagi masker gratis, melakukan penanaman hidroponik pada fasilitas taman umum, sosialisasi tata cara beraktivitas di tengah masa peralihan (new normal), dan melakukan kegiatan pembagian sembako dan masker gratis kepada warga masyarakat. (*/can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image