Gaya Belajar sebagai Upaya Memahami Potensi Kekerampilan Siswa

Author : Humas | Rabu, 27 Juli 2022 | Radar Jatim - Radar Jatim

Gaya Belajar sebagai Upaya Memahami Potensi Kekerampilan Siswa

Oleh : Cholifa Maulidya

Gaya Belajar adalah  cara mudah untuk menyerap, mengelola, menyimpan, dan menerapkan informasi. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat membantu siswa belajar sesuai dengan gaya belajar siswa. Hal ini meningkatkan prestasi belajar siswa  dengan cara belajar sesuai dengan gaya belajar siswa. Dalam pandangan saya, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda dengan yang lain. Gaya belajar yang berbeda dapat berguna dalam proses belajar, pengolahan, dan komunikasi di kelas. Sebagai kombinasi  gaya belajar siswa yang lain, pastikan siswa tidak hanya menyukai satu gaya belajar.

Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alam (bawaan) dan faktor lingkungan. Bahkan setiap siswa  tidak dapat berubah secara pribadi. Tetapi ada hal-hal yang dapat dilatih dan disesuaikan dengan lingkungan yang tidak dapat diubah. Mengenali gaya belajar tidak serta merta membuat siswa menjadi lebih pintar. Namun, adanya gaya belajar memungkinkan siswa untuk menentukan metode pembelajaran yang efektif. Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang  menyerap pengetahuan dan bagaimana informasi atau pengetahuan yang diperoleh diatur dan diproses.

Memahami gaya belajar adalah cara yang konsisten bagi siswa untuk memahami, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah dengan rangsangan dan informasi. Gaya belajar adalah cara favorit seseorang dalam memproses pengalaman dan informasi. Gaya belajar didefinisikan sebagai  cara siswa secara konsisten dalam membangun pengetahuan, termasuk mempromosikan kreativitas antara empat model pembelajaran yang memiliki dampak signifikan pada pengetahuan, keterampilan, atau sikap melalui pembelajaran atau pengalaman.

Gaya belajar atau dengan kata lain yang disebut sebagai modalitas belajar. Istilah lain untuk modalitas adalah ketajaman sensorik. Ini berarti suatu sistem milik manusia yang untuk mengakses dunia dan tetap terhubung dengan dunia luar. Dalam  bahasa Indonesia, kata sensory berarti indera atau sensasi. Manusia memiliki panca indera untuk memetakan informasi yang diakses  dari dunia kecil: tubuh, jiwa, dan roh  yang terhubung ke dunia luar. Panca indera tersebut adalah peglihatan(visual), pendengaran(auditory), peraba atau perasaan(kinesthetic), pencium(olfactory), dan pengecapan(gustatory).

Ada berbagai jenis gaya belajar, antara lain :

 A. VISUAL

Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan siswa. Artinya, seseorang harus terlebih dahulu menunjukkan bukti konkrit agar mereka bisa mengerti. Gaya belajar ini bergantung pada kemampuan penglihatan dan melihat bukti terlebih dahulu dan kemudian mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang unik pada siswa dengan gaya belajar visual antara lain :

1) Kebutuhan untuk melihat secara visual sesuatu (informasi/pelajaran)  untuk mengetahui dan memahaminya

2) Memiliki sensitivitas warna yang kuat 

3) Pemahaman penuh tentang masalah artistik

4) Sulit untuk berbicara secara langsung

5) Terlalu banyak reaksi terhadap suara

6) Kesulitan dalam mengikuti anjuran  lisan

7) Sering salah memahami kata dan bahasa.

Karakteristik siswa/individu dengan gaya belajar visual yaitu :

1. Posisi kepala terangkat ke atas ke arah speaker

2. Akses mata ke atas

3. Bernapaslah ke dada bagian atas dan tipis

4. Posisi leher lurus dan tegak

5. Tampilan bersih, warna senada, biasanya

6. Ingat di foto

7. Baca bukan dibaca

8. Saya membutuhkan penjelasan dan tujuan keseluruhan

9. Menangkap detail

 10. Ingat apa yang kamu lihat

 B. AUDITORIAL

Sebuah gaya belajar yang mengandalkan mendengarkan pemahaman dan memori. Karakteristik gaya belajar ini memungkinkan seseorang dalam mendengar sarana utama menyerap informasi dan pengetahuan. Dengan kata lain, kita harus mendengarkan. Dengan begitu,seseorang dapat mengingat dan memahami informasi tersebut. Ada beberapa karakteristik yang unik bagi siswa dengan gaya belajar auditoril antara lain :

1) Siswa dengan gaya belajar ini menerima semua informasi yang hanya dapat ditangkap melalui pendengaran.

2) Kesulitan dalam menyerap informasi tertulis secara langsung. Dan

3) Sulit untuk menulis atau membaca. Kata-kata khas yang digunakan oleh tunarungu dalam percakapan dekat dengan frasa “Saya dapat mendengar Anda” dan kecepatan bicaranya lambat.

Karakteristik siswa/orang dengan gaya belajar auditorial yaitu :

1. Posisi kepala menghadap pembicara

2. Akses mata sejajar dengan telinga

3. Bernapaslah secara merata di seluruh permukaan dada

4. Memandang jauh

5. Hindari kontak mata

6. Perhatiannya mudah teralihkan

7. Bicaralah dengan pola berirama

8. Ulangi apa yang baru saja Anda dengar

9. Belajar melalui mendengar dan gerak bibir/suara saat membaca

10. Dialog di dalam dan di luar

C. KINESTETIK

Pembelajaran yang menuntut pembelajar untuk menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar dapat mengingatnya. Tentu saja, ada ciri-ciri gaya belajar seperti ini yang tidak semua individu belajar. Tempatkan tangan seseorang sebagai penerima informasi utama sehingga dapat lebih mengingat karakteristik yang khas dari siswa dengan gaya belajar kinetik. Siswa dengan gaya belajar ini dapat menyerap informasi hanya dengan memilikinya, tanpa harus membaca penjelasannya. Karakteristik siswa/individu dengan gaya belajar kinestetik antara lain :

1. Posisi kepala dan dahi sedikit diturunkan

2. Akses mata ditekuk ke kanan atau ditekuk

3. Napas dalam ke diafragma

4.. Saya jarang melakukan kontak mata

5. Suara dalam, kecepatan lambat

6. Sering terputus saat berbicara

7. Berdiri dekat

8. Bergerak besar

9. Saya menyukai informasi sentuhan dan perasaan

10. Belajar sambil melakukan.(*)

* Penulis adalah Mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar  Universitas Muhammadiyah Malang

Sumber: https://radarjatim.id/gaya-belajar-sebagai-upaya-memahami-potensi-kekerampilan-siswa/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori