Dekan FISIP UMM, Prof. Muslimin Machmud, M.Si, dalam sambutan SIBI 2023. (Dwi Santoso/afederasi.com)
Malang, (afederasi.com) - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menyelenggarakan Seminar Internasional Berbahasa Indonesia (SIBI) secara blended untuk kedua kalinya. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, pada tanggal 21-22 November 2023, mengambil tema "Efek Post Industrial dalam Krisis Perubahan Iklim menjadi Tantangan Kedigdayaan Pengetahuan Lokal."
Partisipasi dalam kegiatan ini mencapai sekitar 90 peserta, terdiri dari mahasiswa dan dosen, baik dari universitas di Indonesia maupun luar negeri. Beberapa pembicara ternama, baik dari dalam maupun luar negeri, turut memberikan wawasan dalam forum ini.
Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si (Universitas Muhammadiyah Malang), Dr. Julia Tomas Pinto (National University of Timor Leste), Gautam Kumar Jha, Ph.D (Jawaharlal Nehru University, India), Elena Richitteli (L’Orientale Naples University, Italy), dan Yufia Ng (Wanzao Ursuline University of Languages, Taiwan) menjadi pembicara yang berbagi pengetahuan dalam forum ini.
SIBI Ke II ini menjadi bentuk kontribusi dunia akademik dalam mengangkat isu-isu aktual, terutama terkait perubahan iklim. Prof. Dr. Muslimin Machmud, M.Si, Dekan FISIP UMM, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan fasilitas kepada dosen dan mahasiswa dalam menyampaikan gagasan-gagasan kritis tentang masalah perubahan iklim yang semakin nyata.
Forum ini juga menjadi sarana untuk memperluas pengenalan Bahasa Indonesia, yang saat ini telah dipelajari di 58 negara. Prof. Dr. Muslimin Machmud menekankan bahwa topik SIBI kali ini sangat erat kaitannya dengan masalah global, yakni perubahan iklim dan pemanasan global.
"Diharapkan SIBI memiliki kontribusi pada hadirnya pemikiran tentang upaya mengatasi fenomena Pemanasan global dari berbagai macam perspektif," ujar Muslimin.
Pemanasan global yang menjadi perhatian global membuat kehidupan semakin tanpa harapan, namun SIBI diharapkan mampu memberikan solusi dengan mengutamakan pemikiran lokal (local wisdom) dalam menjaga lingkungan.
Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si, Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Malang, menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan apresiasi positif atas terselenggaranya SIBI. Ia menyoroti eksistensi bahasa Indonesia yang mampu menyatukan Indonesia yang sangat plural.
"Fenomena perubahan iklim dibahas dalam SIBI dan ini sesuai dengan semangat Muhammadiyah yang perduli terhadap pencegahan kerusakan iklim, misalnya melalui paradigma profetik," kata Syamsul Arifin.
Syamsul Arifin menekankan bahwa SIBI dapat menjadi upaya membentuk perilaku dalam menjaga lingkungan. "SIBI harusnya dapat dijadikan sebagai upaya untuk membentuk perilaku kita dalam menjaga lingkungan," tutup Syamsul Arifin.(san)
