Ortu di Malang Gantikan Anaknya Wisuda karena Meninggal karena Sakit, Rektor sampai Tundukkan Kepala

Author : Humas | Friday, August 25, 2023 21:28 WIB | Tribun Jatim News -

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembalikan biaya kuliah untuk wisudawan Roy Inzaqhi Saputra yang meninggal dunia karena sakit sebelum kegiatan wisuda pada Kamis (24/8/2023). Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd juga mengajak hadirin yang hadir untuk mendoakan almarhum Roy. Ijazah almarhum di acara itu juga diserahkan.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembalikan biaya kuliah untuk wisudawan Roy Inzaqhi Saputra yang meninggal dunia karena sakit sebelum kegiatan wisuda pada Kamis (24/8/2023). Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd juga mengajak hadirin yang hadir untuk mendoakan almarhum Roy. Ijazah almarhum di acara itu juga diserahkan.

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Sylvianita Widyawati

TRIBUNJATIM.COM, MALANG-Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembalikan biaya kuliah untuk wisudawan Roy Inzaqhi Saputra yang meninggal dunia karena sakit sebelum kegiatan wisuda pada Kamis (24/8/2023).

Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd juga mengajak hadirin yang hadir untuk mendoakan almarhum Roy.

“Mari sama-sama menundukan kepala mendoakan almarhum ananda Roy. Mudah-mudahan almarhum ditempatkan di tempat terbaik di sisiNya. Sebagai wujud belangksungkawa UMM pada ananda, maka seluruh biaya yang telah dibayarkan selama menempuh pendidikan di UMM akan kami kembalikan kepada orang tuanya,” kata Fauzan sesaat sebelum menutup prosesi.

Dalam rilis humas UMM, kedua orangtua Roy juga diundang naik ke panggung untuk menerima ijazah.

Almarhum dikenang sebagai mahasiswa berprestasi.

Ia bahkan lulus tanpa skripsi berkat penelitiannya yang mampu menembus jurnal Sinta I.

Sehingga hal ini membuatnya tidak perlu menempuh skripsi karena program ekuivalensi.

Ia dikenal dengan keramahannya pada semua teman dan ikut organisasi selama kuliah. IPK-nya 3,93. Itu bukan raihan yang mudah bagi kebanyakan mahasiswa jurusan teknik.

Sedang penelitian yang ia lakukan juga berhasil menembus jurnal terindeks. Judulnya Evaluation of the Usability Learning Management System during the Covid-19 Pandemic Using the Scale System”.

Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberap waktu lalu.

Acara wisuda siswa dan wisuda SMP Negeri 1 Lamongan diwarnai suasana haru. Seorang siswa, Rabit Aldo Al-Mustaba harus digantikan pamannya saat penerimaan ijazah sebagai tanda lulus di panggung acara, Rabu (14/6/2023).

Disaat ratusan teman seangkatannya bersuka ria diwisuda dengan beragam acaranya. Hanya seorang Aldo yang tidak tak kelihatan.

Yang menggantikan untuk ikut prosesi wisuda purna siswa dan naik panggung adalah pamannya bernama, Purnomo.

Purnomo yang mengenakan baju bergaris lengan pendek dipadu topi di kepalanya ikut antri bak para siswa yang diwisuda.

Saat giliran dipanggil nama Rabit Aldo Al-Mustaba kelas IX C untuk maju ke tampil. Yang muncul Purnomo, dengan berkaca-kaca Purnomo naik tribun menerima ijazah yang diberikan Kepala Sekolah SMP Negeri 1, Yayuk Setya Rahayu.

Purnomo menyalami satu-persatu dari 4 guru termasuk si kepala sekolah, tanpa bicara sepatah kata apapun.

Ia langsung turun dan menuju pintu keluar di pintu Utara Masjid Nurul Ilmi. Purnomo tidak lagi kembali duduk di kursi undangan.

Tribun Jatim Network yang memburu Purnomo sampai ke lantai dasar Masjid Nurul Ilmi mendapati air matanya menetes tak terbendung.

Ternyata, Aldo dengan Purnomo selama seperti anak dengan orang tua sendiri. Purnomo adalah paman Aldo, dan almarhum kerap ikut dengan Purnomo.

"Kalau panggil saya yah Ayah. Jadi saya ini ayahnya, " ungkap Purnomo, paman Aldo.

Setiap hari libur, Aldo selalu ada di rumah Purno ketimbang di rumah orang tuanya.

"Bapaknya masih syok dan belum sanggup mendatangi acara wisuda hari ini," aku Purnomo.

Purnomo mengaku tadi malam bermimpi, Aldo menemuinya memberi kabar kalau besuk Aldo wisuda.

"Saya mimpi seperti kenyataan," aku Purnomo.

Aldo anak pasangan, Nanang Hadi Purwanto dan Widiana ini diakui anak penurut dan patuh menjalankan ibadah, salatnya tekun dan hampir semua yang diharapkan terkabul.

Terakhir ia mau masuk SMAN Taruna 5 Brawijaya Kediri. Ternyata ia berhasil dan diterima masuk di SMA yang jadi favorit banyak siswa.

Namun belum sampai menempuh pendidikan, dan tinggal berangkat, Aldo ditakdir meninggal karena kecelakaan.

Makanya, Aldo tidak datang di acara wisuda bukan halangan karena sakit, tapi ia telah dipanggil menghadap Allah akibat insiden kecelakaan 25 hari lalu.

Almarhum ditabrak dari belakang oleh pengendara motor saat sedang keluar dari toko modern di jalan Soekarno-Hatta Lamongan.

"Hanya sedikit mengalami luka di kepala bagian belakang. Tapi Aldo akhirnya meninggal," ungkap Purnomo.

Acara wisuda purna siswa yang digelar di pelataran sekolah  pagi diwarnai suasana yang berbeda, penuh haru saat para wali murid undangan dan siswa  kelas IX mendengar giliran nama Aldo dipanggil, tapi yang muncul Purnomo, pamannya.

Bagaimana menurut wali kelas  IX C, Sri Merdekawati yang selama setahun mengenal kepribadian Aldo."Anaknya pendiam dan tergolong anak pandai. Makanya diterima di SMA Negeri Taruna di Kediri," kata Sri Merdekawati.

Menurutnya, Aldo adalah siswa yang tidak pernah membuat masalah. Ia penurut, tekun ibadah dan pertemanannya juga bagus.

Dengan tetap dibayang-bayangi kenangan Aldo semasa menjadi siswa SMP Negeri 1 Lamongan, sebagai pelajar yang patuh dan pandai. Acara wisuda di SMP negeri 1 Lamongan menjadi kenangan yang buat haru.

Semua mendoakan Aldo semoga mendapatkan surganya Allah.

Harvested from: https://jatim.tribunnews.com/amp/2023/08/25/ortu-di-malang-gantikan-anaknya-wisuda-karena-meninggal-karena-sakit-rektor-sampai-tundukkan-kepala?page=3
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: