Transformasi Konflik Aremania-Bonek Mania

Author : Humas | Thursday, January 19, 2023 08:32 WIB | radar madiun -
Delia Hana Salsabila. (DOKUMEN PRIBADI)

Oleh: Delia Hana Salsabila

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

BANYAK cabang olahraga yang populer dan digemari masyarakat. Salah satunya sepak bola. Di Indonesia, sepak bola merupakan cabang olahraga yang cukup terkenal dengan banyak penggemar. Tentu karena terdapat banyak kompetisi dan kejuaraan sepak bola di Indonesia. Baik dari skala daerah hingga nasional. Digelar pihak swasta maupun pemerintah.

Selama bertahun-tahun, antusiasme masyarakat Indonesia terhadap kompetisi sepak bola sangat tinggi. Sejak bertahun-tahun lalu, hampir seluruh daerah di Indonesia telah memiliki klub bolanya sendiri. Banyak dari klub bola daerah tersebut yang berjaya. Klub bola yang punya reputasi tentu tidak lepas dari perjuangan pemain, pelatih dan suporter.

Seperti dua klub bola di Jawa Timur yang merupakan klub bola terkenal di Indonesia dan memiliki basis suporter besar, yaitu Arema Malang (Aremania) dan Persebaya (Bonek Mania).

Aremania merupakan nama dari suporter klub bola Arema Malang. Saat dibentuk, mereka tidak termasuk dalam struktur klub. Aremania berdiri beberapa tahun setelah terbentuknya Arema Malang, yaitu di tahun 1997.

Sementara Bonek Mania adalah nama dari basis suporter Persebaya. Berdiri pada tahun 1987 meskipun Persebaya berdiri pada tahun 1927.

Perseteruan antara Aremania dengan Bonek Mania sudah terjadi sejak dahulu. Ada banyak faktor yang menyebabkan kedua suporter bola terkenal di Jawa Timur tersebut berseteru. Adu mulut antar suporter selalu ada di tim manapun. Di Indonesia, banyak sekali konflik antara suporter sepak bola.

Salah satu yang mengakar adalah perseteruan antara Bonek dan Aremania. Nampaknya kedua kelompok pecinta sepak bola ini belum pernah mengenal kata damai, bahkan  puluhan tahun yang lalu.

Tanggal 23 Januari 1990 disebut-sebut sebagai awal konflik kedua kubu. Saat itu, para pecinta sepak bola menyaksikan konser Kantata Takwa di Tambaksari Surabaya. Perkelahian sengit tak terhindarkan, bahkan berlanjut di sekitar Stasiun Gubeng.

Konflik berlanjut di tahun-tahun lain. Pada 1992, bentrok lain terjadi di tempat yang sama. Media dituding sangat tidak adil. Versi lain mengatakan bahwa konflik antara suporter Persebaya dan Arema berawal dari  kecemburuan Aremania terhadap kehadiran media di Jawa Timur.

Pasalnya, jarang sekali media provinsi meliput kemenangan Arema atau Persema saat kedua tim menang. Salah satu contohnya adalah berita tentang pemain Malang yang diduga melakukan permainan kasar dan sengaja menjatuhkan pemain Persebaya.

Kabar ini sontak membuat hubungan Arema dan Persebaya semakin heboh. Para pemuda Surabaya juga membenci suporter Malang dan selalu ingin menghajar mereka untuk membalas kelakuan pemain Arema yang dianggap curang.

Pendukung lama tim Malang  yang dianggap perusuh. Pada tahun 80-an dan 90-an,  suporter sepak bola di Malang adalah geng-geng yang suka tawuran antar kampung. Perkelahian mereka sering menimbulkan korban jiwa.

Konflik tersebut tentunya membutuhkan sebuah transformasi. Transformasi konflik diperlukan agar konflik yang terjadi tidak berkepanjangan, serta bisa berubah menjadi suatu kegiatan baru yang berguna. Harapannya, lama kelamaan akan melunturkan rasa dendam dan konflik itu sendiri.

Dalam kasus perseteruan antara Aremania dengan Bonek Mania, ada beberapa transformasi konflik yang mungkin bisa dilakukan. Misalnya, mendirikan sekolah sepak bola yang berada di dalam naungan Arema dan Persebaya. Di dalamnya, Arema dan Persebaya akan banyak bekerja sama. Dan sekolah sepak bola ini diperuntukan juga untuk anak yang memiliki bakat namun kurang mampu.

Juga bisa membuka beasiswa untuk anak tersebut yang diberikan pada saat Hari Pendidikan Nasional. Dalam prosesnya, untuk mendapatkan dana, tentunya pihak Aremania dan Bonek Mania bisa bekerja sama dengan cara mengadakan kompetisi olahraga lain selain sepak bola. Misalnya, kompetisi lari maraton setiap tahunnya pada Hari Pendidikan Nasional yang biasanya peserta yang berpartisipasi akan sangat banyak.

Uang pendaftaran peserta sebagian bisa menjadi uang kas Aremania dan Bonek Mania. Dalam pelaksanaannya, tentu Aremania dan Bonek Mania memiliki tujuan yang sama. Ketika hari ulang tahun Aremania maupun Bonek Mania, perlu mengadakan event kesenian dan olahraga yang memeriahkan hari penting tersebut.

Dengan adanya event tersebut Aremania dan Bonek Mania akan mendapat keuntungan yang diperuntukkan untuk beasiswa dan makan-makan syukuran. Sehingga rasa kekeluargaan keakraban serta adanya salah satu tujuan yang sama akan tumbuh. (*/naz/adv)

Harvested from: https://radarmadiun.jawapos.com/opini/17/01/2023/transformasi-konflik-aremania-bonek-mania/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: