Mahasiswa UMM melakukan PMM di TK ABA 20 Kucur Kecamatan Dau

Author : Humas | Monday, February 26, 2024 05:35 WIB | Jurnal Post -

JurnalPost.com – Kegiatan PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti seluruh mahasiswa aktif Universitas Muhammadiyah Malang sebagai bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat. Kelompok 49 Gelombang 6 PMM Universitas Muhammadiyah Malang melakukan pelaksanaan program kerja di TK ABA 20 Kucur. Kelompok tersebut beranggotakan 5 orang yaitu Arindo Kusuma, A’liyatul A’zizurrohmah, Galih Akbar Fernando, Mega Anugerah Utami dari Fakultas Kedokteran, dan dikoordinatori oleh Maylita Meredhita Maharani dari Fakultas Kedokteran serta didampingi oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) yaitu Iqbal Ramadhani Fuadiputra, S.E., M.SM.

Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian edukasi, penyuluhan, demo dan juga praktik mengenai bahaya stunting khususnya kepada wali murid TK ABA 20 Kucur. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan pada 5 Februari 2024 hingga 9 Februari 2024 yang bertujuan agar terjadi peningkatan pemahaman pada wali murid mengenai bahaya stunting pada anak-anak untuk perkembangan tumbuh dan kembang anak yang lebih baik.

Dilansir dari WHO 2018, Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari ⅓ anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata. Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan anak-anak terhambat atau terhenti, biasanya terjadi pada masa awal kehidupan (1000 HPK). Apakah anak yang pendek selalu stunting? Tentu bukan, penyebab pendek itu merupakan hasil dari gen bawaan ditambah dengan kondisi gizi pada janin dan bayi.

Indonesia mempunyai masalah gizi yang cukup berat yang ditandai dengan banyaknya kasus gizi kurang pada anak balita, usia masuk sekolah baik pada laki-laki dan perempuan. Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi masa lalu sehingga termasuk ke dalam masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting diukur sebagai status gizi dengan memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita. Kebiasaan tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita di masyarakat menyebabkan kejadian stunting sulit disadari. kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya. Kekurangan gizi terjadi begitu saja sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Jadi, penyuluhan kami kepada wali murid TK ABA 20 Kucur ini bertujuan untuk apabila terdapat anak TK yang berumur lebih dari 2 tahun terkena stunting, maka tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan. Sehingga yang bisa dilakukan adalah penanganan. Untuk penanganan bisa berupa pendampingan khusus ataupun tindakan medis lanjutan dari tenaga kesehatan terdekat di tempat tinggal anak tersebut.
Sehingga, masalah stunting memang harus dicegah sejak 1000 HPK, mulai dari gizi Ibu hingga anak lahir. Tetapi jika sudah terlambat, maka diperlukan penanganan lanjut oleh tenaga medis.

Penulis: PMM Gelombang 6 Kelompok 49
1. Maylita Meredhita Maharani
2. Arindo Kusuma
3. A’liyatul A’zizurrohmah
4. Galih Akbar Fernando
5. Mega Anugerah Utami

Harvested from: https://jurnalpost.com/read/mahasiswa-umm-melakukan-pmm-di-tk-aba-20-kucur-kecamatan-dau/11835/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: