Pertama di Indonesia, Dosen UMM Buat Obat Alami untuk Diabetes

Author : Humas | Tuesday, January 02, 2024 09:56 WIB | daai tv -

Kaligrafi Tiongkok

Prof. Dr. Rr Eko Susetyarini, M.Si. meneliti obat diabetes (Foto: situs web UMM)

Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Eko Susetyarini, membuat obat alami sebagai alternatif pengobatan diabetes melitus.

Penyakit Diabetes Melitus (DM) kerap diidap oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa memandang usia ataupun latar belakang sosial ekonomi.

Penyebab utamanya, adalah perubahan gaya hidup yang berdampak pada kebiasaan dan pola makan masyarakat.

Melihat fenomena ini, Roro bersama Dosen Pendidikan Biologi Husamah dan Mahasiswa Pendidikan Biologi Fithri Wening Sasmita, mengeksplorasi potensi ekstrak daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) sebagai alternatif pengobatan diabetes.

Mengutip dari situs web UMM, Roro menggali potensi tanaman obat lokal akibat tingginya biaya pengobatan diabetes dan potensi efek samping dari pengobatan konvensional.

Hal ini, juga didukung adanya tren masyarakat yang semakin tertarik pada pengobatan alami. Permintaan terhadap tanaman obat pun meroket, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

“Sayangnya, tanaman obat di Indonesia saat ini masih terbatas pada peran sebagai jamu. Kadang juga hanya direbus. Ironisnya, belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT) dan fitofarmaka yang merupakan obat berbahan alami, serta telah terbukti keamanan dan khasiatnya. Padahal, jika berhasil mengembangkan potensi tanaman obat ini, nilai jualnya akan melonjak tinggi,” ujar Roro dikutip dalam keterangannya, Selasa (2/1).

Tujuan Penelitian

Roro menjelaskan, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas ekstrak daun kembang bulan yang dapat menurunkan kadar glukosa darah, berdasarkan uji coba pada tikus Wistar (Rattus norvegicus).

Menurut Roro, tanaman kembang bulan saat ini telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan seperti sakit perut, kembung, diare, dan antiinflamasi atau antiradang.

Benar saja, temuan menarik ini mengindikasikan bahwa daun kembang bulan memiliki peran signifikan sebagai anti diabetes.

Di dalam penelitian ini, pemberian dosis ekstrak daun kembang bulan sebesar 5,14 ml/200g BB menunjukkan pengaruh paling efektif, dengan penurunan kadar glukosa darah rata-rata mencapai 136,80 mg/dl. Nilai ini tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol negatif atau normal yang memiliki rata-rata 122,20 mg.

“Meskipun begitu, masih harus ada penelitian lanjutan. Langkah selanjutnya harus melibatkan penelitian yang mencangkup keamanan ekstrak terhadap fungsi hati dan ginjal,” tuturnya.

Menariknya, ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang  memanfaatkan kembang bulan sebagai obat diabetes.

Penelitian ini telah menjadi rujukan hampir 60 peneliti lain, sehingga besar harapannya temuan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas saat rampung nanti.

“Untuk penelitian selanjutnya, perlu kajian farmakoekonomi. ‘Apakah dengan bentuk sediaan jamu cukup efektif atau ekonomis dibanding dengan obat kimia yang sudah ada?’ Perlu pula perbaikan metodologi agar menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi. Selain itu, penting juga berkolaborasi dengan industri atau BPOM agar hilirisasi lebih baik dan produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” tutup Roro.

Harvested from: https://daaitv.co.id/DAAI-WP/pertama-di-indonesia-dosen-umm-buat-obat-alami-untuk-diabetes/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: