Ani Yudhoyono, Peluang "Nyapres", dan Anggapan bak Hillary Clinton

Author : Administrator | Wednesday, March 16, 2016 05:35 WIB
Gambar Ani Yudhoyono calon presiden Partai Demokrat 2019 beredar di media sosial.

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama istri Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, mendadak ramai diperbincangkan di media sosial, Selasa (15/3/2015).

Foto Ani yang bertuliskan "Calon Presiden Partai Demokrat 2019" disebar di dunia maya.

Pada foto tersebut, Ani Yudhoyono menggunakan baju berwarna biru khas Demokrat, melambaikan tangan dengan latar belakang bendera Merah Putih.

Foto dilengkapi tulisan "Lanjutkan!" dan juga tagar "#AniYudhoyono2019".

Inikah "jagoan" Demokrat untuk Pemilihan Presiden 2019?

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul membenarkan bahwa foto tersebut memang dibuat oleh tim DPP Partai Demokrat.

Menurut Ruhut, ada masukan dari masyarakat agar Demokrat mengusung Ani sebagai capres.

Ruhut mengatakan, masyarakat yang ditemui dalam kunjungan Tour de Java yang dilakukan SBY pada pekan lalu meminta Ketua Umum Partai Demokrat itu untuk maju kembali sebagai capres.

Namun, hal itu tak memungkinkan karena SBY pernah menjabat presiden selama dua periode.

"Rakyat kita yang sudah sangat cerdas ini, ya mereka mengatakan 'Kalau memang Bapak enggak, ya apa salahnya Ibu Ani?' Itu rakyat yang meminta," ucap Ruhut.

Dorongan internal partai

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menambahkan, dorongan agar Ani menjadi capres tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari internal Partai Demokrat.

Bahkan, dorongan ini sudah muncul sebelum Pemilu Presiden 2014 lalu.

Namun, Demokrat akhirnya memutuskan tidak mengusung Ani saat itu.

Partai berlambang mercy itu memilih untuk menggelar konvensi calon presiden.

Namun, konvensi itu juga gagal melahirkan calon dengan elektabilitas tinggi sehingga akhirnya Demokrat memutuskan untuk tidak ikut mengusung calon.

Hillary Clinton

Nurhayati meyakini Ani Yudhoyono memiliki peluang yang besar untuk memenangi Pemilu Presiden 2019.

Dia menilai, pengalaman Ani selama 10 tahun mendampingi SBY bisa menjadi modal besar.

Hal serupa, menurut dia, terjadi di Amerika Serikat, di mana Hillary Clinton mencalonkan diri sebagai capres setelah suaminya Bill Clinton mengakhiri jabatan selama dua periode.

"Bahkan, Ibu Ani Bisa lebih hebat dari Hilary Clinton," kata Nurhayati. 

Sementara itu, mantan politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika mengatakan, Ani Yudhoyono tidak bisa dipandang sebelah mata.

Dia menilai, Ani selama ini tidak hanya ikut mendampingi SBY, tetapi juga punya andil yang cukup besar di pemerintahan.

"Dulu kan boleh dikatakan secara politis Ibu Ani is the real president. Nanti akan bisa jadi president real. Maknailah secara politik," kata Pasek.

Ani sendiri, dalam buku biografinya, mengaku pernah ditanya seorang siswa yang berkunjung ke Istana Negara.

"Ibu Ani, apakah ibu nanti akan menggantikan SBY jadi presiden? Seperti Hillary Clinton?" tanya siswa tersebut.

Dalam bukunya, Ibu Ani mengatakan, "Aku tersentak mendengar pertanyaan itu. Jauh di luar bayanganku. Bagiku, mendampingi SBY hingga bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik adalah tujuanku dan bila tercapai itu sudah cukup melegakan. Jika SBY sudah tidak jadi presiden, maka kedudukan paling terhormatku adalah tetap menjadi Nyonya SBY, bukan menjadi presiden."

Berpeluang

Pengamat politik Indostrategi Pangi Syarwi Chaniago menilai, Ani Yudhoyono memiliki peluang untuk bersaing pada Pemilu Presiden 2019 mendatang.

Syaratnya, Demokrat memang sudah harus melakukan persiapan sejak saat ini.

"Demokrat bisa mempersiapkan dari sekarang langkah politik untuk menenggelamkan atau menyalip derajat popularitas dan elektibilitas siapa yang menjadi penantang Ani seperti calon incumbent," kata Pangi.

Pangi menilai, peluang Ani akan sangat bergantung pada kinerja pemerintahan Joko Widodo ke depan.

Jika kinerja dan prestasi pemerintahan jauh dari cita-cita keadilan dan kesejahteraan seperti yang sudah dijanjikan, masyarakat Indonesia barangkali belajar meninggalkan presiden sekarang dan memilih presiden baru yang bisa diandalkan.

Namun, hipotesis sebaliknya, Ani sulit dan berat menyalip popularitas dan elektabilitas Presiden Jokowi jika pemerintah berhasil menunaikan Nawacita-nya.

"SBY dan kader Demokrat barangkali sudah punya kalkulasi politik yang matang sehingga Ani bisa di-branding jauh lebih hebat dan keren lagi dari Hillary Clinton," ujar dia.
 

 


من المقطوع: http://nasional.kompas.com/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: